Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan sintetis berhasil mengembalikan fungsi ereksi pada penis babi yang terluka dalam sebuah studi yang satu hari nanti diharap bisa mengobati impotensi. Jaringan buatan itu berperan menjadi lapisan jaringan konektif yang mengelilingi sebuah wilayah berpori yang akan terisi darah selama terjadi ereksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski hasil studi menjanjikan, para peneliti mengakui bahwa disfungsi ereksi dapat memiliki banyak penyebab. Termasuk di antaranya sebab luka di luar jaringan konektif itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kerusakan yang dialami jaringan ini disebut sebagai tunica albuginea. Dokter terkadang memperbaikinya dengan mengambil jaringan dari bagian tubuh yang lain lalu mengkombinasikannya dengan jaringan protein dan molekul lain untuk membuat jaringan penambal.
Meski begitu jaringan tersebut dapat ditolak oleh sistem imun tubuh si pasien dan si jaringan sintetis tak selalu efektif memulihkan tunica albuginea.
Untuk mengatasi masalah itulah, Xuetao Shi dari Pusat Riset Rekayasa Nasional untuk Restorasi dan Rekonstruksi Jaringan South China University of Technology, Guangzhou, Cina, dan koleganya menggunakan gel alkohol polyvinyl isotropis untuk menciptakan tunica albuginea dengan struktur serat ikal, mirip jaringan yang tumbuh alami.
Tim peneliti itu pertama menggunakan sebuah balon berbobot untuk menunjukkan bahwa tunica artifisial tidak melengkung--sebuah indikator kalau dia cukup kuat untuk mempertahankan ketegangan penile.
Mereka kemudian menguji jaringan artifisial itu dalam babi dengan tunica albuginea alami yang terluka. Penis hewan itu menjadi ereksi ketika organnya itu diinjeksikan dengan saline. Sampai satu bulan kemudian, tak satupun hewan babi percobaan yang menunjukkan gejala penolakan dari sistem imunnya terhadap jaringan buatan itu.
Jaringan tunica albuginea yang alami dan buatan (artifisial). Grafis berasal dari publikasi hasil studi Xuetao Shi dkk .
Jika digunakan pada manusia, para penelitinya berharap jaringan buatan yang sama akan menghasilkan sensasi yang sama pula. "Studi menunjukkan biomaterial artifisial dapat berkecukupan memperbaiki cacat dengan hasil baik secara cepat," kata Anthony Atala dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine, North Carolina.
Dia menilai teknologi ini menjanjikan dan membutuhkan riset lanjutan untuk bisa secara aman ditransisikan ke pasien manusia.
Seperti diketahui, stress, kelelahan, cemas, dan konsumsi alkohol berlebih dapat seluruhnya berkontribusi kepada disfungsi ereksi. Sebab lain adalah kerusakan corpora cavernosa, jaringan berpori yang dikelilingi tunica albuginea.
Shi berharap riset masa depan akan membimbing ke pengembangan jaringan buatan yang bisa mengatasi luka di jaringan lain yang terlibat dalam ereksi. Sedangkan hasil studi jaringan pengganti sintetis untuk tunica albuginea telah dipublikasi pada 4 Januari 2023.
NEW SCIENTIST, CELL