Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ingin Berlari di Siang Hari, Perhatikan Dulu Hal Berikut

Buat yang ingin mencoba olahraga lari di siang hari di bawah panas matahari, perhatikan hal berikut agar tak membahayakan kesehatan.

3 Januari 2020 | 21.30 WIB

Ilustrasi lari (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi lari (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang selama ini lebih memilih berolahraga di atas treadmill sambil menonton televisi di rumah atau di pusat kebugaran, kini saatnya mencoba menikmati olahraga luar ruang gratis, yakni lari. Bila cuaca bersahabat, mengapa tak melakukannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ini yang harus Anda lakukan jika ingin mencoba berlari di siang hari tanpa merasa kepanasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pendinginan
Untuk mengatasi sengatan sinar matahari saat berlari di siang hari, jaga suhu tubuh tetap stabil. Hal tersebut dapat dilakukan dari dalam maupun luar, misalnya menghindari minuman panas atau membawa handuk yang sebelumnya sudah direndam selama beberapa saat di dalam air diingin pada bagian kepala dan leher. Keduanya sama-sama bermanfaat untuk menjaga thermoregulation alami atau proses untuk mempertahakan suhu internal dalam keadaan tertentu tubuh. Dengan kata lain, hal tersebut dapat menghilangkan panas lebih efisien.

Aklimatisasi
Tubuh mengetahui apa yang baik dan buruk untuk kesehatan dibanding kita sendiri. Itu sebabnya tubuh sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Adaptasi tubuh saat cuaca terik disebut aklimatisasi panas. Selain membantu menghasilkan lebih banyak keringat, aklimatisasi menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak sodium melalui keringat.

“Salah satu manfaat dari aklimatisasi adalah meningkatkan volume plasma di dalam darah, dengan kata lain jantung berdetak sama dengan melakukan beberapa latihan,” ujar Dr. Carl James melalui NCBI, U.S. National Library of Medicine.

James merekomendasikan untuk berendam dengan air hangat (37,7 derajat Celcius) selama 30-40 menit setelah melakukan lari selama 1,5 jam.

Kualitas bukan kuantitas
Pelari yang baik tahu cara mengatur pola lari agar hasilnya lebih maksimal. Di bawah terik matahari, tubuh bekerja lebih keras untuk menyesuaikan suhu internal dengan eksternal. Dengan kata lain, jantung akan berdetak lebih cepat dan sodium akan lebih banyak dilepas melalui keringat.

“Kebanyakan orang berpikir untuk dapat membentuk tubuh, mereka harus lari lebih jauh lagi. Kenyataannya, mereka hanya akan kepanasan dan dehidrasi. Sebelum keluar rumah, Anda harus menanamkan pola pikir, ‘Saya akan fokus pada usaha bukan hasil.’ Anda harus berlari sesuai dengan waktu lari yang biasa dilakukan. Lakukan perlahan, jangan termakan ego,” jelas Roberto Mandje, mantan pelari Olimpiade yang saat ini menjadi pelatih bagi pelari di New York.

Suplai air
Cuaca panas merupakan waktu yang tepat bagi para pelari untuk mengganti air mineral dengan minuman yang mengandung senyawa sodium tinggi. Semakin banyak keringat yang dihasilkan, semakin tinggi risiko terserang kram. Hal tersebut tentu dapat dihindari dengan cara mengganti elektrolit dalam tubuh sehingga otot dapat berkontraksi dan bekerja secara perlahan.

“Setiap orang tentu mengalami hal berbeda. Kuncinya dengarkan tubuh dan Anda dapat melakukan apapun yang diinginkan,” tutur James, dikutip dari Men's Journal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus