Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tato merupakan kegiatan memasukkan tinta dengan jarum ke dalam lapisan kulit atau yang dikenal sebagai dermis, sebuah lapisan kedua kulit di bawah epidermis. Tinta ini lalu dibentuk gambar-gambar indah yang bisa disesuaikan dengan keinginan.
Tato adalah bentuk tanda permanen yang dilakukan tanpa proses anestesi sehingga menyebabkan sedikit peradangan dan rasa sakit yang ringan, sebagaimana dijelaskan dalam mayoclinic.org. Meskipun tato semakin populer, tetapi prosedur dalam melakukan tato mempunyai risiko kesehatan. Sebelum memutuskan untuk mentato tubuh ada baiknya untuk memperhatikan ulasan berikut.
Reaksi alergi
Pewarna tato, terutama pewarna merah, hijau, kuning dan biru bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit seperti ruam dan gatal di area kulit yang ditato. Sebuah artikel di Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery menyatakan pigmen klasik dan produk yang digunakan dalam pembuatan tato, seperti pigmen berbasis dikromat (hijau), kobalt (biru), kadmium (kuning) dan garam merkuri (merah). bertanggung jawab atas reaksi alergi. Bahkan, reaksi ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun setelah ditato.
Infeksi
Melansir dari healthline.com, infeksi kulit bisa terjadi setelah mentato kulit. Sebuah artikel dalam Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery mengatakan bahwa tato dapat menyebabkan infeksi bakteri yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Kondisi ini dapat menyebabkan impetigo, erisipelas, dan septikemia.
Masalah kulit lainnya
Dijelaskan dalam mayoclinic.org, terkadang area peradangan yang disebut granuloma bisa terbentuk di area sekitar tinta tato. Peradangan tersebut berupa keloid, sebuah area menonjol yang disebabkan pertumbuhan berlebuh dari jaringan parut.
Penyakit menular
Sebagaimana dijelaskan dalam mayoclinic.org, penyakit menular ini ditularkan oleh darah. Hal ini bisa terjadi jika peralatan yang digunakan untuk membuat tato terkontamintasi dengan darah yang terinfeksi. Gangguan yang ditimbulkan termasuk jenis Staphylococcus aureus (MRSA) yang resistan terhadap methicillin, hepatitis B, dan hepatitis C.
Komplikasi MRI
Tato atau riasan permanen bisa menyebabkan pembengkakan atau rasa terbakar di area yang terkena alat tato selama pemeriksanaan magnetic resonance imaging (MRI), melansir dari American Journal of Roentgenology. Dalam beberapa kasus, pigmen tato dapat menganggu kualitas gambar.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Risiko Tato bagi Kesehatan, dari Iritasi hingga Kanker
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini