Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam hidup tentunya manusia akan menyelipkan kata kebahagiaan di dalam doa atau pengharapan mereka. Siapa yang tidak ingin mencecap kata bahagia? Tentunya semua orang ingin bahagia, namun, tidak semua definisi kebahagiaan tiap orang itu sama.
Seperti yang dikutip dari Psychology Today, beberapa orang mengatakan dapat hidup berbahagia saat dilimpahi harta serta uang berlimpah, namun lainnya tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan studi yang dilakukan oleh Eric Galbraith dengan melibatkan rakyat dengan ekonomi kecil di 19 negara 5 benua menyatakan hidup mereka puas meskipun memiliki sedikit uang. Lalu, apa itu definisi kebahagiaan?
Dilansir dari verywellmind orang bisa dikatakan bahagia bila kondisi emosinya memperlihatkan kegembiraan dan kepuasan. Dua komponen kunci kebahagiaan yaitu keseimbangan emosi dan kepuasan akan hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diacu dari positivepsychology.com ada 3 poin penting untuk mendefinisikan kebahagiaan, yakni, bahagia berupa keadaan yang cepat berubah, identik dengan rasa senang dan puas, serta bisa berupa perasaan ataupun wujud tertentu. Kebahagiaan sulit didefinisikan secara ilmiah karena sifatnya subjektif, namun para ahli sepakat untuk mengenal kebahagiaan sebagai sesuatu yang ditandai dengan kepuasaan umum terhadap situasi sekarang.
Yang lebih pasti kondisi kebahagiaan tidak sama dengan kesenangan, meskipun kebahagiaan berlangsung sebentar tidak permanen, sifatnya lebih stabil dibandingkan kesenangan. Kesenangan hanta datang dalam hitungan detik saja. Masih dari sumber yang sama, kebahagiaan bisa meningkatkan kesenangan dan kesenangan berkontribusi terhadap rasa bahagia itu sendiri.
Berikut definisi kebahagiaan menurut filsuf ditinjau dari laman Medium:
1. Plato
"Orang yang membuat segala sesuatu yang membawa kebahagiaan bergantung pada dirinya sendiri, dan bukan pada orang lain, telah mengambil rencana terbaik untuk hidup bahagia."
2. Aristoteles
"Kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri."
3. Seneca
"Kebahagiaan sejati adalah menikmati saat ini, tanpa ketergantungan pada masa depan, tidak menghibur diri dengan harapan atau ketakutan, tetapi merasa puas dengan apa yang kita miliki, yang cukup, karena dia yang memilikinya tidak menginginkan apa pun."
4. Lao Tzu
"Jika Anda depresi, Anda hidup di masa lalu. Jika Anda cemas, Anda hidup di masa depan. Jika Anda merasa damai, Anda hidup di masa kini."
5. Immanuel Kant
"Bukan kehendak Tuhan semata-mata agar kita bahagia, namun kita harus membuat diri kita sendiri bahagia."
6. Friedrich Nietzsche
"Apa itu kebahagiaan? Perasaan bahwa kekuatan meningkat, bahwa perlawanan dapat diatasi."
7. Stuart Mill
"Saya telah belajar mencari kebahagiaan dengan membatasi keinginan saya, bukan berusaha memuaskannya."
Pilihan editor: Mengintip Rahasia Kebahagiaan dari 5 Negara Terbahagia di Dunia