Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat dan kedokteran komunitas, Health Collaborative Center (HCC) rutin membagikan sejumlah informasi hingga riset paling mutakhir terkait kondisi kesehatan di Indonesia terkini, termasuk soal mom shaming.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teranyar, HCC merilis hasil riset terkait angka kejadian mom shaming yang melibatkan 10 responden ibu. Hasil yang didapat cukup mengejutkan di mana 7 dari 10 ibu pernah alami mom shaming atau memiliki presentase 72 persen yang terpapar insiden ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Acenda Integrated Health, mom shaming merupakan bentuk penindasan baik secara verbal maupun non verbal yang ditujukan kepada seorang ibu selama proses mengasuh dan membesarkan anaknya.
Tindakan ini baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, seperti halnya mempertanyakan fisik hingga kemampuan anak ataupun cara mendidik seorang ibu yang berbeda dari kebanyakan orang tua. Tentunya akibat dari insiden ini yang berpengaruh adalah kesehatan mental si ibu tidak lagi stabil.
Hal ini lantaran timbul perasaan pada diri sang ibu bahwa dirinya tidak memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitar tentang anaknya. Bahkan merasa gagal menjadi orang tua yang berujung pada masalah gangguan kecemasan hingga depresi pada ibu.
Dinukil dari nountainhealthcare.org, kasus mom shaming mudah ditemui di sosial media seperti Facebook, Instagram, hingga TikTok yang memberikan gambaran mengenai gambaran kehidupan yang tidak realistis atas orang lain. Akibatnya ibu sering alami rasa malu dan kian memperburuk kondisi psikisnya.
Beberapa bentuk mom shaming yakni membahas bentuk tubuh ibu pasca melahirkan anak, memberikan penilaian sepihak atas pilihan memberikan ASI ekslusif secara langsung atau tidak, mengomentari urusan karier dan kehidupan rumah tangga ibu, membandingkan tumbuh kembang anak, hingga sengaja memamerkan gambaran kehidupan sempurna di sosial media. Mom shaming bahkan bisa memperpanjang baby blues yang menimpa ibu pasca melahirkan atau depresi lanjutan serius.
Tentunya mengalami mom shaming tidak bisa dianggap remeh begitu saja, meskipun kadang kala dibungkus dengan niatan bentuk kepedulian tetap saja menyakitkan.
Dikutip dari verywell family, ada sejumlah tips yang dapat dilakukan untuk tidak lagi alami mom shaming berlarut-larut. Seperti halnya tidak perlu menjelaskan kepada orang lain yang mempertanyakan cara mendidik, merawat, dan membesarkan buah hati. Bersikaplah tak acuh bila kritik yang diberikan tidak membantu apa pun terkait tumbuh kembang anak, karena tiap anak memiliki masanya sendiri dan sistem di dalam tubuh anak yang kondisinya tidak selalu sama.
Pilihan Editor: 7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia