Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Irfan Hakim Pernah Tepar Cicipi Keripik Pedas, ini 5 Risiko Makan Makanan Pedas

Presenter Irfan Hakim pernah masuk IGD setelah cicipi keripik terpedas di dunia. Awas bahaya konsumsi makanan pedas bagi kesehatan.

10 Juni 2022 | 10.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pecinta satwa sekaligus presenter Irfan Hakim mengumumkan bahwa dirinya positif Covid-19 yang diumumkan melalui chanel Youtube-nya. Irfan Hakim merasa ada yang aneh dengan tubuhnya saat dirinya terpapar Covid-19. Instagram/@irfanhakim-75

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presenter dan YouTuber, Irfan Hakim dan tiga kamerawannya dilarikan ke rumah sakit. Keempatnya jatuh sakit setelah mengikuti One Chip Challenge, tantangan makan makanan pedas, satu keping keripik terpedas di dunia milik brand makanan ringan Paqui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam vidio yang diunggah Irfan Hakim di kanal Youtubenya, Rabu, 8 Juni 2022, Irfan dan dua krunya dilarikan ke rumah sakit akibat merasa sangat lemas dan mual usai makan keripik terpedas di dunia tersebut. Ketiganya dapat kembali pulang setelah mendapat suntikan obat lambung, infus, dan dipasangi oksigen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berkaca dari kasus Irfan Hakim, ketahuilah bahwa makan makanan terlalu pedas dapat mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan. Sebagai bahan pertimbangan, berikut lima dampak kesehatan konsumsi makanan terlalu pedas:

1. Luka Bakar di Dalam Perut

Melansir bestphysicaltherapistnyc.com, dikatakan bahwa, makan makanan terlalu pedas dapat menyebabkan sakit maag dan refluks asam, karena sifat asam pada makanan pedas mampu mengiritasi pencernaan dalam tubuh. Maka itu, akan lebih baik bila konsumsi makanan pedas dibarengi dengan makan krim atau yogurt.

2. Mengiritasi Lapisan Perut Dalam

Meski memiliki manfaat, capsaicin bisa juga mengiritasi dan mengakibatkan kerusakan pada lapisan perut. Pada gilirannya, ini dapat menyebabkan gastritis, sakit maag, bahkan penyakit usus seperti radang usus besar.

3. Mengiritasi Fisura Anus

Pada 2006, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Diseases of the Colon and Rectum, peneliti secara acak menugaskan orang dengan wasir besar untuk mengambil kapsul plasebo atau kapsul bubuk cabai merah panas. Peserta diharuskan menilai efek pil pada gejala wasir yang mereka miliki. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kapsul pedas tidak berpengaruh pada gejala wasir.

Tetapi, mengutip U Chicago Medicine di laman uchicagomedicine.org, meski tidak berpengaruh pada wasir. Makanan pedas dapat menyebabkan robekan kecil di fisura anus, dan ini terasa sangat menyakitkan. Sebuah penelitian tahun 2008 juga menunjukkan, makan makanan pedas dapat memperburuk gejala yang berhubungan dengan fisura anus.

4. Menyebabkan Sakit Perut

Makanan pedas dapat memicu sakit perut pada beberapa orang. Satu studi menemukan, kebiasaan makan makanan pedas dapat memicu gejala gastrointestinal bagian atas pada beberapa orang dengan dispepsia (gangguan pencernaan), dan penderita irritable bowel syndrome (IBS),

Sedang studi lain mengemukanan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan pedas 10 kali per minggu atau lebih, 92 persen lebih berisiko terkana IBS dibanding mereka yang jarang makan pedas.

5. Menyebabkan Jerawat dan Eksim

Mengutip eatthis.com, DokterkKulit yang berbasis di Florida, Rebecca Tung mengatakan pada Allure bahwa, makanan pedas dapat menyebabkan
peradangan usus, mulai dari sakit perut, refluks asam, atau gejala lainnya. Yang mana, peradangan tersebut turut mempengaruhi kondisi kulit, termasuk menyebabkan kulit memerah, berjerawat, bahkan eksim.

DELFI ANA HARAHAP

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus