Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Jangan Asal Manis, Ini Menu Buka Puasa Saran Ahli Gizi

Ingat, buka puasa tak harus dengan makanan yang manis. Makanan sehat kaya serat lebih dianjurkan. Ini alasannya.

8 Mei 2019 | 15.43 WIB

Ilustrasi minuman berbuka/takjil. TEMPO/Charisma Adristy
Perbesar
Ilustrasi minuman berbuka/takjil. TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya orang berbuka puasa dengan minuman manis dan gorengan. Jenis hidangan tersebut mungkin membuat kenyang, namun belum tentu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk memulihkan stamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sejatinya memang hidangan berbuka puasa bertujuan untuk memulihkan stamina yang hilang setelah seharian berpuasa. Rachel Olsen, spesialis nutrisi dari Youvit, multivitamin gummy untuk dewasa pertama di Indonesia, menganjurkan minum air putih terlebih dulu saat berbuka puasa selama Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau ingin minum jus, sebaiknya pilih yang tanpa gula," ujar Olsen. "Hal ini lebih baik dibandingkan teh dengan gula, jika menginginkan sesuatu yang berasa manis saat berbuka."

Ilustrasi kacang-kacangan. Pixabay.com

Selain itu, ia mengingatkan untuk memastikan dalam menu berbuka mengandung makanan berserat tinggi, seperti nasi merah, kentang, ubi, dan singkong.

"Makanan ini cenderung lebih lama dicerna tubuh dan juga dapat membantu menjaga kadar gula darah agar tidak naik setelah seharian berpuasa," paparnya.

Dengan begitu seketika tubuh menjadi lebih berenergi, namun tidak gampang mengantuk sehingga dapat melaksanakan salat tarawih. Makanan yang tinggi protein dan rendah lemak juga baik untuk berbuka puasa, seperti dada ayam, ikan, tempe, tahu, serta kacang-kacangan, seperti kacang merah, hijau, tanah, dan almond, baik untuk dihindangkan saat berbuka.

"Namun sebaiknya makanan ini tidak digoreng karena proses penggorengan bisa meningkatkan kadar lemak jenuh dan juga kalori yang bisa berdampak buruk bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus