Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Di era teknologi ini, orang lebih senang menumpahkan segala keluh kesah atau masalah melalui media sosial. Padahal, hal tersebut justru dapat memicu stres. Untuk itulah teman berbincang atau sekadar mendengarkan tetap diperlukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski demikian, berbincang sebaiknya dilakukan secara langsung, bukan melalui telepon ataupun pesan instan karena dengan bertatap muka ada interaksi seperti sentuhan atau rangkulan yang bisa dilakukan saat mendengarkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Anak muda sekarang lebih mudah stres dan sekarang semakin parah karena berhubungan dengan gadget. Ini memang bisa menyalurkan emosi tapi tidak memberikan koreksi. Kalau ketemu kita bisa melakukan sentuhan, merangkul, itu yang sangat dibutuhkan manusia," kata pakar Ilmu Sosial, Budaya, dan Komunikasi, Dr. Devie Rachmawati, M. Hum., CPR di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2019.
ilustrasi stres (pixabay.com)
Devie mengatakan manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Mereka tetap membutuhkan seseorang untuk mendengarkan dan menumpahkan segala masalah.
"Perlu banget ya. Ketika gelas itu sudah penuh kita butuh menumpahkannya. Persoalannya di sosial media semua orang sibuk menumpahkan akhirnya semua orang stres karena mereka tidak merasa didengar," kata Devie.
Mendengarkan adalah poin penting dalam berkomunikasi. Menurut Devie, terkadang orang yang memiliki masalah hanya perlu untuk didengarkan agar merasa lebih diperhatikan.
"Dengan mendengarkan kita membantu anak muda yang butuh saluran. Kalau sudah kosong, diisi dengan yang positif. Jadi, langkahnya kita rangkul anak-anak kita yang stres biar mereka menumpahkan perasaannya kemudian diisi dengan positif," jelasnya.