Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak banyak yang tahu olahraga harus mengikuti aturan BBTT. Anda perlu terapkan, yakni baik, benar, teratur dan terukur (BBTT).Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Michael Triangto mengatakan, baik yaitu penyesuaian aktivitas fisik dengan kondisi fisik dan lingkungan. Penting juga untuk menggunakan perlengkapan olahraga yang sesuai. Mereka mengatakan, baik yaitu penyesuaian aktivitas fisik dengan kondisi fisik dan lingkungan. Penting juga untuk menggunakan perlengkapan olahraga yang sesuai.
Baca: Della Dartyan Jaga Kebugaran Fisik dengan Olahraga Ekstrem
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yakni memulai aktivitas fisik secara bertahap mulai dari pemanasan (5-10 menit), latihan inti, dan pendinginan (5 menit). "Terukur yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan. Teratur yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam seminggu," ujar dia dalam media briefing "Ayo Indonesia Bergerak" di Jakarta, Jumat 7 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Michael mengatakan, meskipun Anda sibuk dengan rutinitas sehari-hari, berolahraga dapat tetap Anda lakukan, bahkan di rumah atau tempat kerja. "Contoh mudahnya adalah memilih menggunakan tangga daripada lift, serta mengikuti kegiatan senam di kantor," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi mengatakan berolahraga memiliki sejumlah manfaat antara lain: meningkatkan sistem otot dan tulang, meningkatkan kerja sistem jantung dan paru.
Manfaat lainnya, memperkuat saraf dan otot, meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh, membantu pemadatan tulang serta mempertahankan dan mengontrol berat badan. "Memulai berolahraga harus disiplin dan dibarengi niat. Harus cukup istirahat, makan dengan benar agar asupan mencukupi," kata Kartini.
Baca: Sudah Bayar Gym, tapi Malas Latihan? Simak Tips Ini agar Semangat
Malasnya berolahraga memang menjadi salah satu masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Riset AIA Healthy Living Index 2018 menyebutkan bahwa olahrahraga hanya dijalankan olh 52 persen masyarakat Indonesia. Bahkan hanya 3 persen masyarakat Indonesia yang mengalokasikan biaya untuk olehargaa. Banyaknya usaha yang dibutuhkan untuk berolahraga menjadi alasan utama masyarakat berhenti berolahraga. "90 persen responden menjawab mereka malas berolahraga karena olahraga membutuhkan banya waktu," kata Head of Brand and Communication PT AIA Financial, Kathryn Monika Parapak pada Kamis 6 Desember 2018.