Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan sok jago

Pada bulan-bulan pertama jalan jagorawi diresmikan beroperasi oleh presiden soeharto maret 1978, banyak gangguan dari penduduk berupa pemasangan barikade batu, bambu di jalan dll.(sd)

6 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN Jagorawi diresmikan beroperasi oleh Presiden Soeharto Maret 1978. Bulan-bulan pertama itu, gangguan penduduk berupa barikade batu, bambu dan halangan lain yang dipasang di jalan, bukan main. Pagar kawat (tidak berduri) yang memisalkan jalan dengan perkampungan di kiri-kanan jalan itu sering dirusak. Pagi hari diperbaiki, siangnya sudah bobol kembali. Satuan polisi yang menggunakan anjing pelacak dikerahkan untuk mengamankan jalan bebas hambatan yang pertama di Indonesia itu. "Tripida" setempat dipanggil, diberi indoktrinasi, tentang bahaya menyeberangi jalan Jagorawi. Hasil pelacakan dan penyuluhan lewat orang-orang penting di daerah itu lumayan. Anjing pelacak berhasil menangkap siapa yang memasang barikade batu di jalan. Mereka diinterogasi. Apa jawab mereka? "Ingin melihat keramaian. Tak ada maksud apa-apa dari itu," kata pejabat Jasa Marga yang mengkelola Jagorawi. Jagorawi memang belum beroperasi seluruhnya: Baru 28 Km -- Cililitan sampai Citeureup (Cibinong). Rencananya, kalau seluruhnya sudah selesai di tahun 1979 ini, panjang Jagorawi 58 Km (Jakarta- Bogor- Ciawi). Sekarang baru ada 1 pintu gerbang yang berfungsi untuk menarik karcis masuk Jagorawi. Baik pengumpul tol, teknisi, operator maupun patroli pemeliharaan bekerja 24 jam secara bergilir. Menurut perhitungan, biaya lewat jalan tol lebih rendah dibandingkan dengan jalan biasa. Karena ada keuntungan waktu, pengiritan bensin, olie, rem, ban. Meskipun untuk itu dikenakan biaya lewat Rp 300 untuk mobil di bawah 2 ton dan Rp 500 untuk yang di atasnya. Tidak sedikit orang yang berusaha menembus jalan tol itu dengan gratis. Ada yang mengaku tidak punya uang lalu menitipkan jaket atau melemparkan kaca matanya kepada petugas di pintu gerbang. Ada juga yang langsung saa menyeruduk. "Jangan coba-coba jadi jagoan, pasti tertangkap karena kami dilengkapi radio VHF," kata Eko Tjahyono seorang petugas patroli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus