Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta, Veronica Tan membuat beberapa motif sebagai ciri khas batik Betawi. Istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu membagi motif batik buatannya menjadi dua, yakni flora dan fauna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga:
Hari Batik Nasional, Motif Batik Jadi Sandi Perang Diponegoro
Hari Batik Nasional, Ada Motif Batik Happy Djarot dan Veronica Tan
Hari Batik Nasional, Kenapa Anak Muda Tak Berminat Jadi Pembatik?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika terjadi pergantian gubernur, tugas Veronica Tan turut beralih kepada Happy Farida, istri Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Dalam tempo yang cukup singkat, yakni sekitar empat bulan, Happy memperkenalkan kreasi motif batiknya, yakni daun semanggi yang terinsipirasi dari simpang susun semanggi.
Berikut ini beberapa makna dan detil motif batik yang dibuat oleh Veronica Tan dan Happy Djarot.
1. Salak CondetModel batik motif daun dan kulit salak. Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Salak Condet merupakan buah yang menjadi maskot Provinsi DKI Jakarta. Rasanya renyahdengan campiran manis dan sedikit asam. Di era sebelum 17 Agustus 1945, salak ini dikenal sebagai salak Betawi yang memiliki keharumah khas yang tidak dijumpai pada salak dari daerah lain. Perajian batik tidakmelulu menggambar motif buah salak secara utuh pada kain, melainkan memodifikasi motif sisik pada kulitnya.
2. Melati Gambir dan Kerak NasiModel batik motif Melati Gambir dan Kerak Nasi. Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Bunga melati gambir merupakan tanaman yang cukup populer di rumah-rumah orang gedongan di kawasan Gambir dan Menteng, pada masa sebelum kemerdekaan. Bunganya memiliki kelopak putih semburat ungu. Kelompak terdiri dari atas lima hela, dua di antaranya bertumpuk sehngga terlihat hanya empat helai.
Bunga kerak nasi merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Rawa Belong dan sekitarnya. Bunganya majemuk berwarna putih kehijauan. Saat mekar, bunga ini mengeluarkan aroma pandan. Di Batik Betawi, bunga kerak nasi kerap dimunculkan bersama motif sirih kuning atau flora yang lain agar tak selalu putih.
3. BungurModel batik motif Bungur. Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Bungur merupakan jenis tanaman hias sekaligus peneduh di tepi jalan atau taman karena tingginya bisa mencapai 5 meter. Bunganya berwarna campuran putih, ungu muda, ungu, sampai merah jambu dan berkelompok sebagai bunga majemuk.
4. Burung Elang BondolModel batik Burung Elang Bondol. Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Elang bondol merupakan binatang langka dan saat ini terdapat di Pulau Rambut di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Karena bentuknya yang gagak dan atraktif, cukup banyak pembatik yang menggunakan elang bondol sebagai motif pada kain yang mereka buat.
5. Kupu-kupuModel batik Kupu-kupu (Papilio Helena). Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Kehadiran kupu-kupu bisa menjadi penanda udara di sebuah tempat masih bersih dan segar. Jakarta memiliki fauna identitas daerah berupa spesies kupu-kupu dari jenis papilio helena. Kupu-kupuini dikembangbiakkan di penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Kepulauan Seribu.
6. BulusModel batik Bulus (Amyda Cartilaginea). Foto: Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta
Bulus banyak dijumpai di kali seputar Jakarta pada masa lampau. Di Kali Pesanggrahan misalnya, dulu cukup banyak dijumpai bulus hingga tempat itu disebut sebagai Lebak Bulus. Kini, bulus juga menjadi salah satu maskot atau fauna identitas Jakarta.
7. Motif Batik Semanggi Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat dan istrinya, Heppy Farida mengenakan batik motif daun semanggi. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa
Motif batik semanggi ada 4 macam, yakni motif Simpang Semanggi, Lalu Lintas Semanggi, Jalan Semanggi, dan Taman Semanggi
ASTARI PINASTHIKA SAROSA