Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kanker Paru Menyerang Banyak Nonperokok, Pakar Ungkap Sebabnya

Pakar menjelaskan alasan naiknya kasus kanker paru pada nonperokok adalah polusi udara. Apa lagi pemicu lainnya?

19 Februari 2025 | 18.19 WIB

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Merokok diklaim sebagai faktor risiko terbesar kanker paru. Namun penemuan baru-baru ini justru menyebut jenis kanker ini banyak ditemukan pada bukan perokok. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Periset di International Agency for Research on Cancer (IARC) menganalisa tren global empat subtipe kanker paru, yakni adenokarsinoma, sel karsinoma skuamus, karsinoma sel kecil, dan karsinoma sel besar. Mereka menemukan adenokarsinoma sebagai subtipe yang paling dominan dan perempuan muda yang berisiko paling tinggi. Hasilnya dipublikasikan di The Lancet Respiratory Medicine pada Februari 2025 berdasarkan data kanker global sejak 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang paling umum pada bukan perokok dengan kasus hampir 50 persen, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Polusi udara juga faktor pemicu lain dengan angka tertinggi dilaporkan di Asia Timur, terutama di Cina. Di dunia, adenokarsinoma adalah 45 persen kasus kanker paru pada laki-laki dan hampir 60 persen pada perempuan.

Faktor keturunan sampai polusi udara

Dr. Marc Siegel, pengajar kedokteran di Langone Health Universitas New York mengatakan, "Alasan naiknya kasus pada nonperokok adalah polusi udara, yang bisa memicu adenokarsinoma, yang merupakan hampir 50 persen kasus kanker paru saat ini," kata Siegel.

Ia juga menyebut mengisap vape bisa meningkatkan risiko kanker rokok. Faktor lainnya adalah keturunan. "Perokok pasif juga termasuk faktornya, meski jumlah perokok aktif sudah berkurang," ujar Siegel kepada Fox News Digital.

Seorang perawat di Dallas, Texas, Marianne Matzo setuju kualitas udara yang buruk dan polusi berkontribusi pada kanker paru. Menurutnya, polutan di udara, termasuk asap buangan industri, bisa merusak jaringan paru dan seiring waktu menyebabkan kanker.

Veteran tentara yang terpapar material berbahaya di medan perang juga berisiko lebih tinggi terkena kanker paru, menurut Matzo, termasuk yang bertugas di Timur Tengah seperti Afganistan dan Irak. Kemudian paparan zat kimia berbahaya, seperti asbes dan benzena, juga bisa meningkatkan risiko.

"Infeksi virus dan bakteri juga bisa menyebabkan mutasi genetik dan peradangan kronis, yang berkontribusi pada perkembangan kanker," tutur Matzo. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus