Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kecanduan Tren yang Viral, Tanda Tak Percaya Diri dan FOMO

Psikolog mengatakan mengikuti tren yang viral adalah salah satu tanda orang tak percaya diri, FOMO, dan bikin kecanduan.

17 Januari 2025 | 14.29 WIB

Giska memainkan aplikasi berburu harta karun Koin Jagat di Jakarta, 15 Januari 2025. TEMPO/Subekti
Perbesar
Giska memainkan aplikasi berburu harta karun Koin Jagat di Jakarta, 15 Januari 2025. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena yang viral di  media sosial sering kali membuat orang ikut-ikutan melakukannya karena tidak mau dianggap ketinggalan dan merasa fear of missing out (FOMO) karena takut dianggap tertinggal dari orang lain. Padahal, mengikuti tren yang viral adalah salah satu tanda tak percaya diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Bisa memang karena takut tertinggal dari orang-orang lain, fear of missing out. Namun sering kali ini juga mencakup masalah kurang percaya diri sehingga ikut-ikutan orang lain. Kurang percaya diri itu masalah mental," ujar psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), Anna Surti Ariani, Kamis, 16 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Psikolog dan psikoterapis yang biasa disapa Nina itu mengatakan mengikuti tren yang viral juga bisa menjadi tanda masalah mental lain seperti menyenangkan orang lain. "Masalah mental lain yang mungkin terjadi misalnya pleasing others atau maunya menyenangkan orang lain dibanding mendengarkan diri sendiri. Jika yang viral itu berbahaya, beberapa orang melakukannya karena punya kebutuhan tinggi akan tantangan, tapi bisa juga jadi masalah mental," jelasnya.

Bikin kecanduan
Menurut Nina, kebiasaan mengikuti tren yang viral membuat orang jadi punya kesempatan melakukan hal negatif hingga bisa merugikan lingkungan sekitar, seperti merusak fasilitas umum, yang terjadi pada beberapa orang yang secara sosial bermasalah. Mengikuti tren viral juga bisa menyebabkan kecanduan. 

Apabila mengikuti sesuatu yang viral sudah menjadi candu, untuk menghentikannya perlu bantuan intensif profesional, yaitu psikolog klinis dan psikiater, serta yang punya keterampilan psikoterapi. Nina mengatakan pendekatan oleh orang terdekat penting untuk membantu orang yang sudah kecanduan agar mau datang ke tempat praktek profesional sehingga tidak semakin berlanjut merugikan diri sendiri dan orang lain.

"Untuk membuat orang yang kecanduan mengikuti yang viral itu mau datang ke profesional bisa dengan pendekatan oleh orang yang mengenal dia dan menyampaikan bahwa ikut-ikutannya ini sudah merugikan dia. Misalnya, membuat dia jadi bolos sekolah atau bahkan tidak bekerja, membahayakan diri atau orang lain," ujar Nina.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus