Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh setiap waktu akan terus-menerus menerima serangan dari radikal bebas. Dikutip dari laman livescience.com, radikal bebas kerap dihubungkan dengan penuaan dan penyakit seperti kanker, diabetes, Alzheimer, Parkinson, dan lainnya. Apakah radikal bebas itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atom memiliki elektron yang berpasangan agar stabil. Ketika sebuah atom memiliki elektron yang tak punya pasangan, atom tersebut disebut radikal bebas. Ketika masuk ke dalam tubuh, maka elektron dalam atom tersebut akan mencari pasangannya di dalam tubuh kita. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya sel, DNA, dan protein dalam tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerusakan ini dapat berakibat fatal. Ketika radikal bebas menemukan pasangan elektron, maka akan membuat molekul lain yang mulanya stabil menjadi radikal bebas juga dan mengikat elektron lainnya. Efek domino berantai ini dapat berakibat pada rusaknya sistem dalam tubuh.
Ketika radikal bebas merusak jaringan sel tubuh, maka sel tersebut akan membentuk tumor, yaitu sel yang tanpa henti memproduksi diri. Radikal bebas secara teori juga berkaitan dengan proses penuaan karena atom tersebut sedikit demi sedikit merusak DNA kita.
Kerusakan-kerusakan ini dapat terjadi apabila kadar radikal bebas dalam tubuh tinggi. Untuk mengendalikan radikal bebas dalam tubuh, kita dapat menggunakan antioksidan. Antioksidan dapat mengendalikan radikal bebas agar tidak merusak tubuh dengan mengikat elektron.
Keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan diperlukan untuk fungsi fisiologis yang tepat. Jika radikal bebas melampaui kemampuan tubuh untuk mengontrol, maka berakibat stres oksidatif.
Gejala stres oksidatif biasanya ditunjukkan dengan lelah, pusing, sensitivitas pendengaran, ingatan lemah, rasa sakit di otot dan sendi, rambut beruban, masalah penglihatan, dan imunitas berkurang.
Radikal bebas bersumber dari benda-benda yang dapat ditemukan dalam kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, menggunakan gawai, dan bernapas. Benda-benda ini mengandung senyawa karsinogenik. Contohnya adalah makanan yang digoreng, alkohol, asap rokok, pestisida, sinar ultraviolet, dan polusi udara.
Selain itu, radikal bebas juga secara alami terbentuk melalui proses kimia seperti metabolisme dalam tubuh, termasuk ketika kita berolahraga dan membakar kalori. Namun, dengan menjaga pola hidup kita, seperti mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung antioksidan, maka kita tidak perlu khawatir dengan bahaya radikal bebas.
RISTYAWAN PRATAMA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.