Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalau jalan-jalan ke Makassar, belum lengkap rasanya jika tidak menikmati sop konro. Salah satu tempat paling terkenal untuk hidangan ini adalah Sop Konro Karebosi. Warung sop ini hanya awalnya hanya menyajikan sop konro alias sop iga, tetapi kini berkembang dengan menu lainnya, konro bakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warung Sop Konro Karebosi sudah ada sejak 1968 atau sekitar 55 tahun lalu. Dalam lima dekade, warung sudah memiliki cabang di Jakarta, tepatnya di Kelapa Gading dan Summarecon Mall Bekasi, yang dikelola secara turun-temurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nia Hanafie, pemilik Sop Konro Karebosi generasi kedua, menceritakan kisah sukses kuliner legendaris Makassar ini dalam konferensi pers Festival Jajanan Bango di Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023. Dia mengatakan bahwa ayahnya, pendiri Sop Konro Karebosi, berasal dari Pangkajene dan Kepulauan atau Pangkep, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan.
Sop Konro Karebosi (Instagram/@sopkonrokarebosi)
“Bapak saya dari Pangkep, masuk ke Makassar tahun 1968. Di situ jualan kaki lima, di Karebosi,” kata Nia.
Dulu, ayahnya masih menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Namun, kini semua olahan sop konro maupun konro bakar menggunakan daging sapi.
Warung sop konro itu selalu ramai oleh pengunjung sehingga usaha itu pun semakin berkembang. Pada 1979, warung sop konro itu pun pindah ke ruko, menempati area yang luas sehingga bisa menampung lebih banyak pengunjung.
Awal mula konro bakar
Rumah makan sop konro itu makin terkenal. Peminatnya semakin banyak bahkan dari luar Makassar. Pada 1993, mereka pun memutuskan membuka Sop Konro Karebosi di Kelapa Gading, Jakarta.
Sop Konro Karebosi kini dikelola oleh generasi kedua dan generasi ketiga. Meski begitu, resep dan cita rasa masakannya tetap sama. Hanya saja, mereka juga mengembangkan menunya. Jika awalnya hanya menjual sop konro, mulai tahun 2000-an rumah makan ini juga menjual konro bakar.
“Bagaimana caraya kami berkembang, dibuatlah konro bakar. Dari Jakarta dulu, di Makassar belum ada,” kata Nia.
Ternyata konro bakar ini pun banyak peminatnya. Akhirnya, menu ini pun dibawa pulang kampung ke Makassar. “Setelah itu baru dibawa ke Makassar oleh generasi kedua,” ujar Nia.
Ditanya kiat sukses Sop Konro Karebosi hingga bertahan lebih dari lima dekade, Nia menjawab singkat. “Selalu mempertahankan rasa, nggak berubah dari dulu,” kata dia.
Dia mengatakan, Nia diajarkan meracik sop konro langsung dari sang ayah. Semua bahan dan bumbu yang digunakan Nia masih sama. Setiap hari, dia sendiri yang meracik bumbunya. Rahasia dapur ini kini dia turunkan ke keponakannya, generasi ketiga Sop Konro Karebosi.
Pilihan Editor: Jalan-jalan ke Makassar Tak Lengkap Jika Tak Cicip 5 Kuliner ini