Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan suasana hati secara mendadak atau mood swing, ketika seseorang cepat beralih dari perasaan senang dan gembira menjadi sedih, mudah tersinggung, marah. Mengutip Medical News Today, ada berbagai penyebab orang mengalami perubahan suasana hati secara drastis itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, ketika tengah hari seseorang menjadi lebih bersemangat. Namun, ketika malam hari seseorang mengalami perubahan suasana hati menjadi negatif yang menyebabkan sedih dan muram. Tapi, terkadang mood swing juga menandakan gejala masalah kesehatan mental. Kondisi ini bisa menjadi petunjuk tentang sesuatu yang lain sedang terjadi dalam tubuh.
Penyebab mood swing
1. Gangguan bipolar dan cyclothymia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bipolar kondisi ketika seseorang mengalami periode emosi yang ekstrem (mania) dan tiba-tiba menurun secara drastis (depresi). Mengutip National Institute of Mental Health, sebanyak 4,4 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gangguan bipolar di beberapa fase dalam hidup mereka.
Adapun cyclothymia, kondisi yang menunjukkan seseorang sedang mengalami pasang surut emosional. Kondisi ini hampir sama dengan bipolar, tapi tidak parah dan cenderung jarang dialami.
2. Major depressive disorder (MDD)
Seseorang yang mengalami gangguan depresi mayor (MDD) mengalami perasaan sedih yang terus-menerus dan kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasanya dinikmati. Tapi, di sisi lain, seseorang juga dalam kurun waktu kebahagiaan dan suasana hati yang baik. Gangguan ini cenderung sering dialami perempuan dibandingkan laki-laki.
3. Persistent depressive disorder (PDD)
Orang dengan gangguan depresi persisten (PDD) mengalami perasaan jangka panjang dari suasana hati yang rendah, bahkan bisa mencapai rentang waktu dua tahun.
4. Borderline personality disorder (BPD)
Orang dengan gangguan kepribadian ambang (BPD) mengalami permasalahan citra diri dan perubahan suasana hati yang intens. Bahkan pula rentan mengalami kesulitan mengendalikan perilaku. Akibatnya, acap kali ketakutan berlebihan atau pengabaian dan cenderung memiliki hubungan yang tak stabil.
5. Sindrom pramenstruasi (PMS)
Lebih dari 90 persen wanita mengalami mood swing ketika PMS.
6. Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)
PMDD bentuk PMS yang lebih parah mempengaruhi 5 persen wanita usia subur. Gejalanya meliputi perubahan suasana hati yang ekstrem, marah, dan depresi atau kecemasan.
7. Kehamilan
Perubahan hormon dalam kehamilan juga menyebabkan mood swing secara tiba-tiba dan perasaan cemas. Perubahan suasana hati ini cenderung muncul selama trimester pertama.
8. Menopause
Menopause transisi kehidupan alami ketika siklus menstruasi berakhir. Menurut North American Menopause Society, sebanyak 23 persen wanita mengalami mood swing selama fase menopause atau setelahnya
9. Kesehatan mental dan fisik
Mood swing juga dialami orang dengan kondisi Alzheimer, jantung koroner, diabetes, epilepsi, HIV, multiple sclerosis (MS), Parkinson, rheumatoid arthritis, tiroid, skizofrenia, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan disruptive mood dysregulation disorder.
10. Penyalahgunaan zat dan konsumsi minuman beralkohol
Efek samping dari minuman beralkohol, obat, atau beberapa zat tertentu rentan mempengaruhi suasana hati atau mood swing.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.