Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ALUNAN musik jazz membahana dari sebuah warung tenda kaki lima berkelir biru di area Cafe Tenda Wisma Gading Permai, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 24 Februari 2024. Sabtu malam itu, pengunjung warung tenda tersebut didominasi pasangan yang duduk berhadapan. Setiap meja dilengkapi dekorasi serbet di atas piring utama dan penerang lilin elektrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramusaji berkemeja salur dan apron hitam terlihat sigap menata alat-alat makan, seperti sendok, garpu, dan pisau beragam jenis, di atas meja. Dua garpu diletakkan di bagian kiri piring utama. Pisau untuk mengoleskan mentega berada di sisi atas. Kemudian di sisi kanan piring utama terdapat pisau untuk memotong daging serta sendok sup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana formal bak di restoran mewah itu dihadirkan Sisilia Street Dining. “Kami ingin menghadirkan pengalaman fine dining di tenda kaki lima ini,” kata Gery Pradany, pemilik Sisilia Street Dining.
Fine dining atau konsep makan dengan set menu biasanya identik dengan konsep sajian yang mewah. Bukan hanya tempatnya, hidangan sampai pelayanannya pun eksklusif. Ciri khasnya adalah makanan disajikan dalam set menu yang terdiri atas makanan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), hingga makanan penutup (dessert).
Fine dining juga biasanya disajikan untuk momen spesial, seperti kencan, perayaan hari jadi perkawinan, atau perjamuan tamu istimewa. Harga yang harus ditebus untuk reservasi fine dining di restoran mewah atau hotel bintang lima pun premium, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Karena itu, hanya kalangan tertentu yang bisa menikmatinya.
Hidangan Beef Barberque Pepper di Sisilia Street Dining Jakarta, 24 Februari 2024. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Tapi, di Sisilia Street Dining, pengalaman fine dining ini bisa dinikmati oleh semua kalangan dengan harga yang ramah di kantong. Set menunya dihargai Rp 99 ribu per orang. Pengunjung setidaknya bakal menyantap empat sajian berupa sup atau salad sebagai appetizer, pasta, hidangan utama, dan dessert. Set menu juga sudah mencakup air mineral dan minuman nonalkohol Sparkling White Grape yang disajikan di gelas sampanye.
Pasangan pengunjung, Avia, 22 tahun, dan Renaldi, 20 tahun, mengaku cukup puas dengan hidangan dan layanan di Sisilia Street Dining. “Selain harganya terjangkau, pelayanan yang didapat maksimal. Biasanya kan di atas Rp 250 ribu gitu, ya. Ini Rp 99 ribu saja,” kata Avia, yang penasaran mencoba pengalaman fine dining kaki lima itu karena awalnya melihat kontennya di media sosial.
Sisilia Street Dining dirintis Gery bersama istrinya, Sisilia Goutama, pada Desember 2022. Idenya muncul setelah mereka merayakan hari jadi pernikahan dengan makan malam di salah satu restoran fine dining mewah di Jakarta. Saat itu Gery harus merogoh kocek sekitar Rp 500 ribu per orang untuk bisa menikmati empat menu makanan.
Setelah melakukan riset, Gery menemukan konsep fine dining kaki lima belum ada di Jakarta. Akhirnya ia memutuskan membuka Sisilia Street Dining dengan konsep Italian Western. “Jadi orang yang belum atau akan merasakan fine dining mewah bisa merasakan dulu di tenda kami,” ujarnya.
Di bulan pertama usahanya, fine dining kaki lima ini viral setelah seorang food vlogger datang dan memberikan ulasan positif di media sosial. Esoknya, warung tenda ini pun kebanjiran pengunjung hingga membuat Gery dan pegawainya kelimpungan lantaran kekurangan tenaga. Mereka juga pernah kena komplain karena makanan yang dipesan lama keluar. “Setelah satu-dua bulan viral, kami nambah pegawai. Sampai sekarang ada delapan orang,” tuturnya.
Warung tenda di pinggir jalan ini hanya mampu menampung 24 orang untuk sekali sesi makan. Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung, Gery menerapkan sistem reservasi. Jadi siapa pun yang ingin menikmati sensasi fine dining kaki lima ini harus memesan tempat dulu melalui nomor WhatsApp yang tertera di akun Instagram Sisilia Street Dining.
Menu yang disajikan Sisilia Street Dining adalah rancangan Gery dan Sisilia bersama adik Gery, Bryant Dwiputra. Awalnya hanya ada dua set menu yang mereka tawarkan, yaitu A dan B seharga Rp 99 ribu. Perbedaannya hanya pada jenis hidangan. Di set menu A, appetizer berupa Mushroom Cream Soup. Hidangan berikutnya adalah Pasta Penne Beef Bolognese. Adapun hidangan utamanya berupa Chicken Sauté dan makanan penutupnya Caramel Panna Cotta.
Di set menu B, hidangan pembukanya adalah Bound Salad. Adapun jenis pasta yang didapatkan adalah Penne Beef Carbonara. Selanjutnya, hidangan utamanya berupa Aromatic Chicken Rice dan ditutup dengan Berry Panna Cotta.
Seiring dengan waktu, Gery dan istrinya mengembangkan set menu baru agar pengunjung tak bosan. Set menu spesial ini berbeda-beda tiap bulan. Hidangan pembuka dan penutupnya tak jauh berbeda dengan set menu reguler. Perbedaannya hanya pada pasta dan hidangan utamanya. Di set menu spesial A pada Februari, misalnya, pastanya berupa Penne Garlic Butter Chicken dan Beef BBQ Pepper sebagai hidangan utama. Sedangkan set menu spesial B memiliki hidangan utama berupa Tuscan salmon.
Meski hidangannya lebih premium, Gery mengupayakan harganya di bawah Rp 200 ribu. Set menu spesial ini bisa dinikmati dengan harga Rp 149 ribu per orang. “Harapannya bisa lebih terjangkau dengan menu semewah itu,” ucap pria yang juga bekerja di event organizer ini.
•••
FINE dining berkonsep unik dengan harga terjangkau juga bisa dijumpai di restoran Mari Merangkai Bunga Seroja (MMBS) di Bandung, Jawa Barat. MMBS didirikan sekelompok anak muda—Raihan Mahsa Kurniawan, Faza Zharfan, Anne Mutiara Putri, dan Paradisea Mardani—pada Agustus 2023. Mereka menyebut usaha kuliner itu “Tatar-Sunda Dining”.
Agar berbeda dengan rumah makan khas Sunda lain, MMBS memadukan berbagai unsur, seperti bahan dan proses pembuatannya. Dalam sajian Bubuy Domba, misalnya, mereka memakai saus cabai tanjung dan kacang mete. Raihan Mahsa Kurniawan, salah seorang kepala koki di MMBS, mengaku terinspirasi saus makanan Italia yang biasanya terbuat dari paprika merah dan kacang spesial berharga mahal.
Sajian salad-nya tidak dicocol ke sambal, melainkan ke saus berbahan cuka nira dari Cianjur. “Kalau teknik bisa dari mana saja, tapi bahannya tetap pakai khas lokal di Tatar Sunda,” kata pemuda 24 tahun itu.
Saat ini MMBS menyajikan dua paket menu harian. Tiap Ahad-Kamis, tampil menu Cisugar—akronim Cianjur, Subang, Garut. Sajian pembukanya dinamakan Cilembu, yakni roti yang adonan dan isinya berbahan ubi Cilembu yang disajikan dengan mentega yang diracik dengan serai. Di sampingnya, ada irisan nanas dari Subang sebagai penyegar. Untuk appetizer, MMBS menyuguhkan rujak rekuh dari Cianjur.
Berikutnya, MMBS menyajikan Nasi Uduk Mang Lili yang disiram kuah gulai sapi. “Ini dibilang tradisional Sunda juga bukan, tapi bisa dibilang sebagai style nasi uduk yang baru,” ujar Raihan. Nasi uduk seperti itu mereka temukan di sebuah warung makan di Cianjur. MMBS sudah meminta izin kepada pemilik warung makan itu untuk menyajikan nasi uduk serupa di Bandung yang dilengkapi sambal oncom.
Selanjutnya, sajian utama MMBS adalah Bubuy Domba. Dagingnya memakai domba Garut, tapi teknik pematangan atau bubuy-nya mereka temukan di Subang. Raihan sebelumnya beberapa kali mencoba teknik itu, tapi gagal terus sampai dagingnya gosong.
Sebagai pencuci mulut, dihidangkan nanas dari Subang. Buah itu diolah sebagai jus, lalu dimasukkan ke mesin es krim. Setelah itu, jus dicampur madu, daun melati, dan perasan jeruk nipis agar rasanya segar. Berikutnya, ada Dadar Gulung, yakni jajanan pasar yang komponen pelengkapnya memakai lalapan yang diserut lalu dijus dengan campuran lemon, gula, dan belimbing wuluh. Adapun sambalnya yang disebut Sasari tidak memakai cabai, melainkan tanaman rimpang seperti kencur, jahe, dan kacang.
Sajian paling buncit dari total tujuh jenis hidangan paket Cisugar adalah olahan jeruk Garut. Di pasar, jeruk itu sepi peminat hingga dijual murah seharga Rp 100 ribu per peti karena rasanya lebih asam dan agak pahit. Buah itu diolah menjadi beberapa jenis sajian, seperti es serut, gel, dan krim.
Paket menu kedua berjudul Betawi hanya disajikan pada Jumat dan Sabtu. Hidangannya ada sembilan jenis, antara lain Gendar Oncom, Lontong Babanci, Gabus Pucung, Jali Ulam, Oblok Bebek, Selendang Mayang, Tape Uli, Geplak, dan Nasi Jagal. Dari sejarahnya, menurut Raihan, Betawi terpengaruh budaya Sunda yang rasa sajian kulinernya diwarnai kultur Arab dan Cina.
Sajian menu pake Cisugar bernama Jeruk Garut di resto MMBS, Bandung, Jawa Barat, 27 Februari 2024. Tempo/Prima Mulia
Menu Betawi dihargai Rp 285 ribu per orang. Sedangkan untuk menu Cisugar, MMBS menerapkan konsep bayar serelanya atau pay as you wish. Alasannya, Cisugar adalah menu awal yang dirilis untuk dinikmati semua orang.
Tapi beberapa pengunjung pernah dibuat bingung oleh sistem pembayaran itu, seperti Angel Sinaga dan tiga rekannya dari Jakarta. “Kami jadi bingung, takut bayarnya kurang,” kata perempuan 32 tahun itu. Akhirnya mereka mengacu pada harga menu Betawi, tapi agak dimiringkan karena porsi dan jumlah sajiannya lebih sedikit.
Angel mengaku sajian MMBS menyenangkan. “Biasanya kalau di Jakarta fine dining menunya Western, tapi ini menu Sunda dengan rasa yang unik,” tutur Angel.
Selain memiliki menu yang unik, lokasi MMBS tak biasa karena menempati rumah Faza Zharfan di kawasan permukiman padat di Jalan Pelesiran, Bandung. Restoran berdampingan dengan pabrik roti yang memasok toko roti Seroja Bake milik Faza.
Nama Mari Merangkai Bunga Seroja menjadi bentuk penghormatan pada toko roti itu, juga bagi aktor pemeran Mahar dalam film Laskar Pelangi yang melantunkan tembang “Bunga Seroja”, yaitu mendiang Verrys Yamarno. Karakter Mahar turut menginspirasi mereka untuk membuat restoran yang funky, riang, dan menyenangkan dengan akar budaya dan tradisi Sunda.
Restoran ini beroperasi pada Kamis-Selasa dalam empat sesi. Pilihan waktu untuk pemesanan tempat adalah pukul 11.00, 13.30, 16.00, dan 18.30. Setiap tamu mendapat jatah waktu maksimal 90 menit.
Sebelum datang, pengunjung harus memesan dan membayar uang deposit Rp 100 ribu per orang serta Rp 50 ribu untuk anak berusia 7-12 tahun. Jika pemesan terlambat datang lebih dari 15 menit, uang deposit akan hangus berikut jadwal pesanannya.
MMBS tidak menyediakan tempat parkir kendaraan roda empat. Adapun terasnya bisa dipakai parkir beberapa sepeda motor. Pengguna mobil disarankan parkir di sekitar jalan seberangnya, yaitu Jalan Badaksinga, lalu berjalan kaki sekitar lima menit.
Restoran fine dining yang menempati rumah pribadi juga dimiliki Agustinus Solichin. Usaha bernama Senior Private yang dibuka pada 2020 ini menawarkan konsep private dining di teras rumah pria 76 tahun itu di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Saat Tempo datang ke rumah Solichin pada Jumat malam, 23 Februari 2024, ia tengah membuat steak sapi. Ada delapan potong daging sapi rib eye yang ia panggang. Setelah permukaan daging mulai berubah warna, Solichin meniriskannya ke nampan. “Steak-nya sedang di-resting,” katanya.
Steak sapi itu menjadi menu utama perjamuan makan malam di rumahnya. Solichin, yang sebelumnya viral sebagai pedagang puding karamel Pasar Santa, Jakarta Selatan, menyediakan layanan private dining di rumahnya hampir setiap malam—kecuali Ahad—pada pukul 20.00.
Jumat malam itu, ada delapan orang yang menantikan santapan makan malam. Mereka memesan tempat di rumah Solichin pada awal Januari 2024. Mereka hampir dua bulan menunggu.
Solichin melayani pemesanan hanya setiap tanggal 1 pada awal bulan. Reservasi awal itu bahkan bisa dilakukan untuk bulan berikutnya. Khusus Februari dan Maret 2024, Solichin mengungkapkan, sudah tak ada slot yang kosong.
Bisnis private dining itu laris manis karena harganya yang terjangkau serta menyajikan pengalaman yang unik. Cukup merogoh kocek Rp 185 ribu per orang, pengunjung akan mendapatkan welcome drink berupa soda jus apel, sup krim, dan garlic bread sebagai starter, lalu steak sapi dan puding karamel. Mereka juga bisa melihat proses memasak steak karena Solichin menerapkan konsep open kitchen di garasi rumahnya.
Dari menerima reservasi, menyambut tamu, hingga memasak, semuanya dikerjakan Solichin. Bahkan ia juga membaur dengan tamunya. Awalnya, topik obrolan berkisar pada makanan yang disajikan. Tapi, kian malam, pembahasan kian lebar ke kisah hidup Solichin. Di antaranya tentang pengalaman kerjanya sebelum pensiun, resepnya tetap bugar pada usia 76 tahun, juga keluarganya.
Topik-topik tersebut, Solichin menambahkan, selalu ia ceritakan kepada tamunya. Hal ini ia lakukan bukan sebagai trik mencari pelanggan, melainkan menjadi caranya melatih ingatan. “Sering berinteraksi dan menceritakan apa adanya, saya bisa ingat yang lama-lama,” tuturnya.
Solichin saat menyajikan steak untuk pelanggan di Jakarta, 23 Februari 2024. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Sebetulnya, menu private dining sajian Solichin awalnya cukup variatif. Selain steak sapi, ada steak salmon dan syabu-syabu. Tapi, sejak viral, Solichin hanya menawarkan steak sapi sebagai hidangan utama.
Salah satu pengunjung Senior Private, Nur Rizkia Rahmah, menjadi orang pertama yang mencicipi steak buatan Solichin malam itu. Setelah mencicipi daging tersebut, ia mengangkat dua jempol ke arah rombongannya. “Rasanya cocok di aku karena aku memang suka medium rare,” ujar perempuan 38 tahun yang akrab disapa Kiki itu.
Sepulang dari rumah Solichin, Kiki mengatakan ia dan teman-temannya merasa senang. Menurut dia, selain pelayanannya baik, aturan makannya jelas tapi tidak rumit. “Singkat, memang beli experience banget, ya,” ucap karyawan swasta ini.
•••
DI Solo, Jawa Tengah, ada restoran Pracimasana yang menawarkan fine dining dengan konsep yang juga unik: pengalaman makan ala bangsawan kerajaan Jawa. Harga menu yang disajikan restoran yang berada di Taman Pracima atau Pracima Tuin di area Pura Mangkunegaran itu boleh dibilang relatif terjangkau.
Sejak resmi dibuka pada Januari 2023, Pracimasana menjadi magnet bagi wisatawan pencinta kuliner. Pada hari biasa, jumlah pesanan hidangan dari pengunjung bisa mencapai 250-280 pak per hari. Sedangkan pada akhir pekan angkanya bisa mencapai 350 pak per hari.
Penerapan konsep perjamuan makan ala kerajaan itu bisa dirasakan para pengunjung sejak tiba di area Pracima Tuin, dari penyambutan para pelayan restoran hingga penyajian hidangan. “Layanan kami berikan layaknya menjamu tamu-tamu raja," kata chef Reza Raja Bragata selaku penanggung jawab pengelolaan restoran Pracimasana.
Restoran ini memiliki sekitar 40 sajian, dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, hingga penutup dan aneka minuman. Untuk hidangan pembuka, beberapa sajian yang menjadi best seller, antara lain Brubus, Urap Pitik Linting, Bakwan Jagung, dan Lidah Sapi Goreng. Ada juga pilihan menu salad, antara lain Salad Tomat Kaliyan Keju dan Huzarensla, serta menu sup seperti Sup Daging Rempah dan Sup Jamur Kenthel.
Sebagai hidangan utama, yang menjadi favorit tamu antara lain Dendeng Age, Lidah Gongso, Iga Goreng Komplit, Sate Pitik, Pitik Goreng Jangkep, dan Bistik Pitik Bumbu Opor. Adapun minuman yang tersedia antara lain Kunyit Asam, Beras Kencur, Sinom, Pareanom, Wedang Rempah Jahe, Wedang Rempah Lemon, Es Dawet Selasih, Es Tape Ijo, Es Belimbing Wuluh, dan Teh Pracimasana. Harganya berkisar Rp 30-360 ribu.
Menurut Bragata, hidangan tersebut sering disajikan dan menjadi santapan raja-raja Mangkunegaran dulu serta tamu-tamu kerajaan dari masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I. Meskipun menu hidangan itu mayoritas makanan tradisional Jawa, Bragata menyebutkan, baik cita rasa maupun penyajiannya telah disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan orisinalitasnya.
Pracimasana ingin memperkenalkan budaya di Mangkunegaran kepada masyarakat luas. Hampir setiap menu yang ditawarkan memiliki filosofi, makna, dan cerita sejarah tersendiri. Dendeng Age, misalnya, merupakan sajian favorit KGPAA Mangkunegara IV. Hidangan ini tadinya hanya berupa potongan daging yang sudah dimarinasi. Bragata berinovasi dengan menambahkan umbi-umbian, seperti singkong, kentang, dan lobak, karena terinspirasi kisah Mangkunegara VI yang mengalami masa pailit.
Untuk menikmati jamuan makan malam ala bangsawan tersebut, pengunjung disarankan melakukan reservasi beberapa hari sebelum datang. Bragata juga menyarankan tamu mengenakan pakaian yang sopan dan rapi ibarat sedang bertamu ke tempat raja. “Untuk yang menggunakan kaus, kami siapkan baju. Saat ini kami juga sedang mengkonsep baju adat khas Pura Mangkunegaran,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Anwar Siswadi dari Bandung dan Septhia Ryanthie dari Solo berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Fine Dining di Kaki Lima"