Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan cahaya lampu kamar dan televisi, yang bisa mengganggu tidur Anda, sudah lama diketahui. Namun, pada Juni lalu, sebuah penelitian menunjukkan ada hubungan antara lampu tidur, gangguan tidur, dan pertambahan berat badan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ilmuwan di National Institute of Environmental Health Sciences di Amerika Serikat menyatakan tidur dengan televisi dan lampu menyala di kamar bisa menjadi faktor risiko kenaikan berat badan perempuan. Penelitian ini dipublikasikan secara daring pada 10 Juni di JAMA Internal Medicine. Ini adalah penelitian pertama yang menemukan hubungan paparan cahaya buatan pada malam hari saat tidur dengan kenaikan berat badan pada perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim peneliti menggunakan data kuesioner dari 43.722 perempuan berusia 35-74 tahun yang tak memiliki riwayat kanker atau penyakit kardiovaskular. Mereka juga bukan pekerja dengan sistem shift, bukan tipe yang tidur pada siang hari, dan tidak sedang hamil ketika penelitian dimulai. Proses ini dilakukan pada Juli 2003-Maret 2009, sementara tindak lanjutnya selesai pada 14 Agustus 2015.
Kuesioner tersebut menanyakan kepada para perempuan mengenai kebiasaan tidur mereka. Utamanya tentang apakah mereka tidur tanpa cahaya sama sekali, tidur dengan adanya cahaya kecil, tidur dengan adanya cahaya di luar kamar, dan tidur dengan televisi menyala atau lampu menyala di dalam kamar.
Para ilmuwan juga mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan pinggul, serta pengukuran indeks massa tubuh sebagai dasar. Lalu ditambah dengan informasi yang dilaporkan oleh peserta penelitian tentang berat badan mereka di awal dan lima tahun kemudian. Berbekal informasi ini, para ilmuwan dapat mempelajari obesitas dan penambahan berat badan pada perempuan yang terpapar cahaya buatan pada malam hari dan mereka yang tidur dengan kondisi kamar yang gelap.
Hasilnya bervariasi, sesuai dengan tingkat paparan cahaya buatan pada subyek penelitian. Perempuan yang menggunakan lampu malam kecil tidak mengalami kenaikan berat badan. Berbeda dengan perempuan yang tidur dengan lampu atau televisi menyala. Kelompok ini 17 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan 5 kilogram atau lebih, 13 persen memiliki setidaknya 10 persen peningkatan indeks massa tubuh (BMI), 22 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan, dan 33 persen lebih mungkin mengalami obesitas.
Penulis utama penelitian ini, Yong Moon-park, mengatakan penelitian tersebut menunjukkan strategi kesehatan masyarakat yang layak demi mengurangi obesitas pada perempuan. Ia menuturkan pola makan tinggi kalori dan perilaku tidak sehat menjadi faktor yang sering dikutip untuk menjelaskan penyebab obesitas. "Studi ini memberikan cara bagi perempuan yang tidur dengan lampu atau televisi pada malam hari untuk meningkatkan kesehatan mereka," ujarnya.
Kepala Cabang Epidemiologi di National Institute of Environmental Health Sciences, Dale Sandler, menuturkan kualitas tidur yang buruk dengan sendirinya dikaitkan dengan obesitas dan penambahan berat badan. Namun sering kali tidak ada penjelasan hubungan antara paparan cahaya buatan saat tidur dan berat badan.
Penulis lain dalam penelitian itu, Chandra Jackson, tertarik pada perbedaan ras dalam kesehatan tidur. Ia mencatat, bagi banyak orang yang tinggal di lingkungan perkotaan, cahaya pada malam hari lebih umum dan harus dipertimbangkan. Hal-hal seperti lampu jalan, papan penunjuk lampu neon, dan sumber cahaya lainnya dapat menekan hormon tidur melatonin dan siklus ritme sirkadian-variasi biologis di dalam tubuh yang terjadi dalam waktu 24 jam dan dikendalikan oleh jam biologis tubuh.
Chandra Jackson menjelaskan manusia secara genetik beradaptasi dengan lingkungan alami yang terdiri atas keberadaan sinar matahari pada siang hari dan kegelapan pada malam hari. Keberadaan paparan cahaya buatan pada malam hari dianggap dapat mengubah hormon dan proses biologis lainnya. "Dapat mengubah hormon dan proses biologis lainnya dengan cara meningkatkan risiko kondisi kesehatan seperti obesitas."
SCIENCE DAILY | FORBES.COM | HER.IE | DIKO OKTARA