Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Lapis Legit, Kue Blasteran yang Terdiri dari 30 Lapis

Kuliner Indonesia dipengaruhi pula oleh Belanda. Salah satunya kue lapis legit, yang dibuat hingga 30 lapisan.

6 Oktober 2019 | 10.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selama 350 tahun dijajah Belanda, warisan budaya Belanda di Indonesia salah satunya adalah kuliner. Sebut saja klappertart, bistik, selat solo, hingga spiku. Lalu ada satu lagi yang istimewa: lapis legit. Orang Belanda menyebut lapis legit Indonesia sebagai "bacon cake."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam bahasa Inggris, kue manis ini disebut sebagai “thousand-layer cake.” Meskipun kedua nama tersebut hiperbolik, namun wujudnya memang berlapis-lapis. Makanan penutup fusion Indonesia-Belanda ini tampak terdiri dari 18 hingga 30 lapisan. Setiap lapisan dibuat dari mentega, guladan kuning telur yang dipanggang sendiri-sendiri. Bayangkan waktu memasaknya, tentu lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belanda tiba di Indonesia sekitar abad ke-15. Bersama mereka datanglah versi baumkuchen Jerman – kue lapis yang dibuat selapis demi selapis. Masyarakat nusantara menambahkan kue lapis Belanda itu dengan rempah-rempah untuk menambahkan citarasa lokal semisal kayu manis, cengkeh, bunga pala, dan pala ke dalam adonan mentega.

Alih-alih menggunakan pengukus berbentuk silinder, tukang roti di seluruh pulau menyiapkan makanan penutup dalam panci persegi, memanggang setiap lapisan halus sebelum menambahkan yang berikutnya. Hasilnya kaya, kue rumit yang populer di antara kedua budaya.

Setelah Belanda pergi, mereka mengimpor campuran rempah-rempah untuk kue lapis sehingga mereka dapat terus membuatnya di Eropa. Sementara masyarakat nusantara mengimpor mentega, agar juga bisa terus membuatnya di tanah air.

Maka, jadilah lapis legit kue mewah dan mahal, karena bahan bakunya harus impor. Potongan-potongan kecilnya juga tak murah. Senasib dengan kue lapis di Eropa yang memakai rempah-rempah Indonesia. Tetapi jika 30 lapis mentega dan kuning telur berlebihan, kue lapis ala Singapura dan Malaysia sedikit lebih sederhana dan tak rumit.

Mereka membuatnya sebanyak sembilan lapis dan berbahan baku nabati, yang disebut kueh lapis . Tidak seperti bahan-bahan kue lapis legit Eropa, kueh lapis mencerminkan produk lokal. Orang-orang Asia Tenggara membuat kotak-kotak menghasilkan adonan “lembek” dan penuh warna. Komposisinya terdiri dari santan, tepung beras, tapioka, dan pandan. Semuanya dikukus bukan dipanggang.

Layar demi layar ini dibuat dengan mentega, kuning telor, dan rempah-rempah. Memanggangnya lapis demi lapis. Di Inggris disebut kue 1.000 lapis. Di Indonesia, cukup lapis legit. Foto: @kucdush

Baik kue lapis legit maupun kueh lapis sama-sama ikonik di Indonesia. Nah, sama-sama lapis, maka untuk membedakannya bagi yang belum pernah melihatnya: hitunglah jumlah garis-garisnya. 

Membuat hal-hal sedikit membingungkan, nama kueh lapis sekarang digunakan untuk menggambarkan kue baik, dan Anda bahkan dapat menemukan versi lapis yang sah yang menggabungkan warna pelangi kerabatnya. Cara termudah untuk mengetahui jenis kue apa yang Anda makan? Hitung saja garis-garisnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus