Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

LPSK Sebut Putri Candrawathi Mengalami Trauma dan Depresi, Apa Perbedaan Keduanya?

Putri Candrawati mengalami trauma psikis berat dan depresi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil asesmen psikologis LPSK. Apa beda trauma dan depresi?

17 Agustus 2022 | 07.57 WIB

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (sebelah kanan),  usai mengunjungi Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Minggu 7 Agustus 2022. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (sebelah kanan), usai mengunjungi Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Minggu 7 Agustus 2022. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Edwin Partogi Pasaribu, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK mengatakan bahwa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati mengalami trauma psikis berat dan depresi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil asesmen psikologis LPSK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berdasarkan pengamatan psikiater dari LPSK, Edwin mengatakan bahwa kondisi Putri Candrawathi memang membutuhkan pemulihan mental secara berkala. Menurutnya, Putri memang dalam kondisi traumatik yang harus ditangani seorang psikiater.

“Beliau selalu menangis, murung, dan tidak bisa memberi keterangan. Tentunya terdapat hal-hal spesifik lain yang perlu diobservasi oleh psikiater,” kata Edwin pada Rabu, 10 Agustus 2022. Kondisi Putri Candrawati yang mengalami trauma sampai depresi memunculkan pertanyaan tersendiri. Apakah trauma dan depresi merupakan kondisi yang sama atau berbeda?

Trauma Vs Depresi

Depresi bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan begitu saja. Depresi adalah penyakit yang dapat diobati dengan obat atau terapi berjalan. Sementara itu, trauma adalah gangguan kecemasan yang dapat terjadi pada seseorang setelah melihat atau mengalami peristiwa yang mengganggu, seperti kecelakaan. Perawatan kepada ahli juga dapat membantu penyembuhan trauma.

Namun, seseorang yang mengalami depresi bisa bertambah parah setelah melalui suatu situasi yang membuatnya semakin stres, seperti perceraian. Kondisi ini bisa berlangsung setidaknya beberapa minggu. Depresi ditandai oleh beberapa gejala, yakni: 

  1. Merasa sedih atau putus asa,
  2. Tidak mendapatkan kesenangan dari hal-hal yang biasanya dinikmati, seperti hobi atau olahraga,
  3. Tidur terlalu banyak atau kurang tidur,
  4. Merasa lelah atau kekurangan energi sehingga tugas-tugas kecil membutuhkan banyak usaha,
  5. Tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak,
  6. Merasa cemas atau gelisah,
  7. Memiliki waktu yang sulit untuk memfokuskan pikiran dalam membuat keputusan,
  8. Merasa tidak berharga dan terus menyalahkan diri sendiri atas berbagai hal, dan
  9. Sering berpikir tentang bunuh diri atau kematian.

Di sisi lain, trauma biasa terjadi setelah seseorang melalui peristiwa yang mengancam jiwa atau ketakutan atas suatu hal dalam jangka panjang, seperti kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau pelecehan anak. Gejala seseorang yang mengalami traumatik akan mulai muncul sekitar satu bulan setelah peristiwa yang memicunya terjadi. Mengutip dari WebMd, secara lebih rinci, gejala trauma terbagi dalam beberapa kelompok, sebagai berikut.

Kenangan yang tidak diinginkan

Seseorang akan merasakan hal-hal berikut, yaitu:

  1. Tetap ingat apa yang terjadi, meskipun itu membuat perasaan kesal,
  2. Memiliki kilas balik dalam kehidupan untuk mengulang dan memperbaiki keadaan, dan
  3. Memiliki reaksi emosional atau fisik ketika sesuatu mengingatkan tentang hal tertentu.

Penghindaran akan suatu hal

Seseorang harus melakukan hal-hal berikut:

  1. Cobalah untuk tidak memikirkan atau membicarakan apa yang sedang terjadi, dan
  2. Jauhi orang, tempat, atau aktivitas yang mengingatkan akan hal itu.

Pikiran dan suasana hati yang negatif 

Seseorang akan merasakan, berikut:

  1. Kurang percaya terhadap diri sendiri, orang lain, atau dunia, dan
  2. Merasa terlepas dari orang lain, putus asa, atau mati rasa secara emosional.

Perubahan reaksi emosional dan fisik

Seseorang akan mengalami, seperti:

  1. Mudah terkejut, ketakutan, atau selalu waspada terhadap bahaya,
  2. Melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri, seperti minum alkohol berlebihan, dan 
  3. Sulit tidur atau berkonsentrasi.

Beberapa gejala depresi dan trauma memang tumpang tindih. Seseorang dapat mengalami kedua kondisi tersebut secara bersamaan. Namun, sebagian lainnya tidak mengalami trauma dan depresi secara bersamaan. Kondisi depresi dapat mengikuti peristiwa traumatik, seperti perceraian atau kecelakan.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca: LPSK Sebut Putri Candrawathi Trauma Berat dan Butuh Penanganan Psikiater

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus