Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thanksgiving merupakan tradisi mengucap syukur bagi para peziarah atas panen musim gugur. Sebagai sebuah tradisi yang berakar dari festival panen Eropa dan perayaan keagamaan Kristen, "Hari pengucapan syukur" merupakan hal yang umum di antara para kolonis di New England.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang era kolonial Amerika, masyarakat mengadakan perayaan Thanksgiving secara turun-temurun. Hari raya Thanksgiving yang dirayakan di Amerika Serikat biasanya berkisar pada hidangan yang melimpah, di antaranya yaitu roti isi, kentang, saus cranberry, pai labu, dan yang terpenting, kalkun.
Sejarah Kalkun Jadi Hidangan Thanksgiving
Pada 1500-an, penjelajah Spanyol membawa kalkun liar dari Meksiko dan Amerika Tengah. Hal ini dinyatakan Elan Abrell, seorang antropolog budaya dan asisten profesor dalam studi hewan di Wesleyan University. Abrell mengatakan kalkun lebih sering dimakan oleh orang-orang yang lebih kaya daripada peziarah.
Perayaan hari Thanksgiving berasal dari acara biasa disebut sebagai "Thanksgiving pertama" pada 1621. Acara ini merupakan makanan yang dibagikan antara pemukim Pilgrim di koloni Plymouth (saat ini dikenal sebagai Massachusetts) dan orang Wampanoag. Namun tidak ada bukti bahwa waktu itu kalkun disajikan. Menurut kolonis Edward Winslow dalam catatan kontemporernya, para pemukim dan penduduk suku Wampanoag membawa rusa, dan peziarah menyediakan “unggas” liar, yang berarti bisa saja kalkun, namun para sejawan berpikir itu bisa saja bebek atau angsa.
Hal ini dibuktikan bahwa bukan kalkun dari sejarah Plymouth Plantation, yang ditulis lebih dari 20 tahun kemudian. Gubernur lama koloni tersebut, William Bradford, menyebut adanya "persediaan kalkun liar yang sangat banyak" di sekitar waktu jamuan makan. Hal ini dikarenakan tidak diburu, dan populasi kalkun liar diperkirakan pada Amerika Utara mencapai lebih dari 10 juta ekor sebelum pemukiman orang Eropa dimulai.
Kalkun Mulai Jadi Hidangan Populer di Hari-hari Tertentu
Namun, pada pergantian abad ke-19, kalkun telah menjadi hidangan yang populer untuk disajikan pada acara-acara seperti itu dan merupakan makanan pokok yang harus ada setiap Thanksgiving. Ada beberapa alasan awal untuk memburu kalkun. Pertama, jumlah burung ini cukup banyak. Seorang ahli memperkirakan bahwa setidaknya ada 10 juta kalkun di Amerika pada saat kontak dengan orang Eropa. Kedua, kalkun di peternakan keluarga hampir selalu tersedia untuk disembelih.
Adapun sapi dan ayam hidup berguna selama mereka menghasilkan susu dan telur, kalkun umumnya diternakkan hanya untuk diambil dagingnya dan dengan demikian dapat dengan mudah disembelih. Ketiga, seekor kalkun biasanya cukup besar untuk memberi makan satu keluarga. Namun demikian, kalkun belum identik dengan Thanksgiving.
Beberapa orang menganggap novel A Christmas Carol (1843) karya Charles Dickens sebagai penguat ide kalkun sebagai hidangan liburan. Namun penulis lain, Sarah Josepha Hale, memainkan peran yang lebih penting, yang kemudian ia dikenal sebagai "ibu Thanksgiving". Dalam novelnya yang berjudul Northwood pada 1827, Hale menyertakan satu bab penuh tentang perayaan Thanksgiving di kampung halamannya di New England dan wilayah lainnya.
Kera Keras Sarah Josepha Hale
Sarah Josepha Hale menggunakan platformnya sebagai editor majalah Godey's Lady's Book untuk mempengaruhi para politisi dan masyarakat terhadap gagasan liburan nasional Thanksgiving. Pada 1854, atas kerja keras Hale, lebih dari 30 negara bagian dan teritori AS merayakan Thanksgiving setiap tahunnya. Presiden Abraham Lincoln meresmikannya pada 1863, dengan menetapkan hari Kamis terakhir November sebagai hari libur nasional Thanksgiving.
Pada abad ke-20, munculnya perubahan besar yakni sektor pertanian yang baru dan terindustrialisasi. Tren dalam industrialisasi unggas secara umum yakni kalkun putih berdada lebar, tubuhnya gemuk, dan bulunya putih (tidak meninggalkan bintik hitam saat kulitnya dicabuti). Pada 2022, lebih dari 210 juta kalkun diternakkan di sekitar 2.500 peternakan di seluruh Amerika Serikat, menurut Federasi Kalkun Nasional. Banyak dari kalkun tersebut akan tersaji di meja makan pada hari Thanksgiving, karena Departemen Pertanian AS memperkirakan bahwa orang Amerika mengonsumsi lebih dari 46 juta kalkun pada Hari Thanksgiving setiap tahunnya.
Sementara itu, populasi kalkun liar di AS telah pulih berkat upaya konservasi, dan burung-burung tersebut kini bebas berkeliaran di daerah pinggiran kota New England. Maka dari itu kalkun saat ini menjadi makanan simbolis yang melalui kombinasi antara advokasi budaya dan inovasi teknologi yang memungkinkan pengiriman hewan besar yang dibekukan ke seluruh negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LAYYIN AQILA | CBS NEWS MINNESOTA | HISTORY | BRITANNICA