Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Apa Itu Sindrom Radang Usus Besar

Radang usus besar, atau lebih dikenal dengan istilah medis Irritable Bowel Syndrome (IBS), adalah gangguan kronis pada sistem pencernaan yang mempengaruhi fungsi usus besar.

26 Juni 2024 | 09.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom iritasi usus besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah kumpulan gejala yang memengaruhi sistem pencernaan. Ini adalah kondisi yang umum tetapi akan terasa tidak nyaman, karena akan memengaruhi fungsi usus, perubahan kebiasaan buang air besar (konstipasi atau diare), gas perut dalam perut, dan perut kembung. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Healthline, penderita IBS mengalami gejala seperti sakit perut dan kram. Selain itu, mereka mungkin sering mengalami diare, sembelit, atau kombinasi keduanya. IBS tidak menyebabkan kerusakan jaringan pada saluran pencernaan atau meningkatkan risiko kondisi yang lebih serius, seperti kanker usus besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, ini adalah kondisi kronis (jangka panjang) yang dapat dikelola oleh kebanyakan orang melalui perubahan pola makan dan rutinitas, penggunaan obat-obatan, serta terapi perilaku.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari sindrom radang usus besar (Irritable Bowel Syndrome/IBS) masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Pertama, gangguan pada motilitas usus bisa menjadi penyebab. Pergerakan usus yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menyebabkan gejala yang sering terkait dengan IBS.

Selanjutnya, sensitivitas yang meningkat pada usus juga dapat berkontribusi. Sensitivitas yang lebih tinggi terhadap berbagai rangsangan, seperti peregangan atau reaksi terhadap makanan tertentu, dapat memicu atau memperburuk gejala IBS.

Ketidakseimbangan dalam mikroflora usus juga telah diidentifikasi sebagai faktor potensial. Perubahan dalam komposisi bakteri baik di usus dapat mengganggu fungsi pencernaan dan memperburuk gejala IBS.

Faktor psikologis, seperti stres, kecemasan, dan depresi, juga memiliki peran yang signifikan dalam IBS. Stres dan kondisi emosional lainnya telah terbukti dapat memperburuk gejala atau bahkan memicu serangan IBS.

Terakhir, beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya peradangan ringan di usus juga dapat terkait dengan kondisi ini. Meskipun belum dipahami sepenuhnya apakah peradangan ini penyebab langsung atau hasil dari IBS itu sendiri, namun peradangan ini diyakini memainkan peran dalam menghasilkan gejala yang dialami oleh penderita IBS.

Meskipun penyebab pasti IBS masih menjadi area penelitian yang aktif, pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini dapat membantu dalam pengembangan strategi pengobatan yang lebih efektif di masa depan.

Terdapat faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan sindrom iritasi usus besar, seperti misalnya:

1. Usia muda
2. Memiliki riwayat keluarga yang menderita sindrom iritasi usus besar
3. Menjalani kehidupan yangpenuh stres
4. Menderita infeksi atau peradangan usus

Inflammatory Bowel Disease (IBD) dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah dua kondisi yang mempengaruhi usus, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam penyebab, gejala, dan dampaknya pada tubuh. Berikut adalah perbedaan utama antara IBD dan IBS:

1. IBD (Inflammatory Bowel Disease)
Definisi: IBD adalah kelompok penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Dua jenis utama IBD adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Penyebab: Penyebab IBD melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan respons imun yang abnormal terhadap bakteri usus.

2. IBS (Irritable Bowel Syndrome)
Definisi: IBS adalah gangguan fungsi usus yang menyebabkan serangkaian gejala gastrointestinal tanpa adanya peradangan atau kerusakan struktural yang jelas.
Penyebab: Penyebab IBS tidak sepenuhnya dipahami, tetapi melibatkan faktor-faktor seperti gangguan motilitas usus, sensitivitas usus yang meningkat, ketidakseimbangan mikroflora usus, serta faktor psikologis seperti stres.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus