Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Atresia Bilier, Penyumbatan Saluran Empedu yang Umum Terjadi pada Bayi

Atresia bilier adalah penyumbatan pada saluran yang membawa empedu dari hati ke kantong empedu.

14 September 2022 | 14.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kai Rohan Morgan, yang berusia dua hari, dan sedang mengalami penyakit kuning, dijemur di bawah sinar matahari oleh ibunya di rumah orang tua Pedroza, di Fort Worth, Texas, AS, 10 April 2020. Bidan yang akan memeriksa Kai diminta untuk mengenakan masker dan sarung tangan untuk mencegah penularan virus corona. REUTERS/Callaghan O'Hare

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Atresia bilier adalah penyumbatan pada saluran yang membawa empedu dari hati ke kantong empedu. Mengutip Hopkins Medicine, kondisi bawaan ini terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal. Atresia biller umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Cleveland Clinic, atresia bilier adalah kondisi yang relatif jarang, hanya sekitar 12.000 kasus per tahun di Amerika Serikat yang ditemukan. Penyebab atresia bilier tidak diketahui secara pasti, tetapi para ahli menduga faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi, yakni:

  • Peradangan (pembengkakan) dan jaringan parut yang disebabkan oleh masalah dengan sistem kekebalan tubuh
  • Infeksi oleh virus
  • Paparan bahan kimia berbahaya
  • Mutasi pada gen.

Tanda pertama atresia bilier adalah penyakit kuning, yakni kondisi yang membuat kulit dan mata tampak menguning. Hal ini disebabkan kandungan bilirubin yang terlalu banyak dalam darah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bilirubin adalah zat yang diproduksi ketika sel darah merah rusak. Kebanyakan bayi baru lahir memang memiliki tanda seperti penyakit kuning pada minggu pertama setelah kelahiran. Jika tanda menguning tersebut masih ada setelah dua minggu, bayi harus segera diperiksa ke dokter.

Selain penyakit kuning, tanda dan gejala lain dari atresia bilier meliputi:

  • Feses berwarna krem muda (Warna feses normal untuk bayi adalah kuning, hijau atau coklat.)
  • Urin berwarna coklat tua
  • Perut bengkak
  • Kesulitan menambah berat badan
  • Asites, yakni penumpukan cairan di dalam rongga antara selaput yang melapisi dinding perut (peritoneum) dan organ dalam perut.

Sejauh ini belum ada obat untuk atresia bilier. Perawatan utama adalah operasi yang disebut operasi kasai. Dalam operasi ini, ahli bedah mengangkat saluran empedu yang rusak dari luar hati dan menggantinya dengan sepotong usus kecil pasien. Usus halus kemudian akan mengalirkan hati langsung ke usus halus. Operasi ini berhasil pada sebagian besar kasus atresia bilier. Jika tidak berhasil, transplantasi hati kemungkinan besar diperlukan.

HATTA MUARABAGJA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus