Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bila Anda membeli baju, apakah Anda tahu siapa yang menjahitnya? Bagaimana usaha penjahit itu untuk merangkai berbagai potongan kain menjadi sebuah baju yang ciamik untuk Anda kenakan di hari spesial? Kali ini, Batik Kultur by Dea Valencia bekerja sama dengan Tokopedia meluncurkan kampanye #CeritaDiBalikJahitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Batik Kultur pertama kali diluncurkan di Semarang tahun 2011. Desainer Dea Valencia bersama timnya menghasilkan produk lokal berupa batik tulis. Untuk menghasilkan batik yang cantik, Dea berkolaborasi dengan para kreator lokal seperti pengrajin dan penjahit batik. "Hampir 50 persen karyawan kami adalah teman-teman difabel," kata Dea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dea yakin setiap batik yang dihasilkan para pekerjanya memiliki kisah yang unik. Dengan kampanye itu, para pembeli koleksi eksklusifnya pun bisa mengetahui berbagai kisah para penjahitnya yang unik itu. "Jadi akan ada 'sense of touch' dari customer kepada para kreator," kata Dea.
Dea menjelaskan selama 8 tahun terakhir, ia berkiprah di dunia batik. Wanita ini mengawali perjalanan dengan berdagang Batik Lawasan. Dengan ilmu itulah ia akhirnya memantapkan diri untuk terjun di bisnis retail batik. Dea mengatakan pada awal Batik Kultur, ia hanya mengajak satu penjahit langganannya yang kebetulan merupakan difabel.
Peluncuran kampanye #CeritaDiBalikJahitan, Tokopedia berkolaborasi dengan Batik Kultur by Dea Valencia pada 7 Agutsus 2019/Tokopedia
Saat itu, banyak orang yang meragukan kemampuan masyarakat difabel dalam bekerja, apalagi dalam menjahit. Namun, kami melihat bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya. "Pembuktian demi pembuktian dari setiap individu yang saya temui, dan kobaran semangat mereka memantapkan saya untuk terus maju bersama masyarakat difabel. "Hingga kini, sekitar lebih dari 120 orang karyawan, termasuk 50 orang pekerja difabel berada dibalik label Batik Kultur.
AVP of Business Tokopedia, Jessica Stephanie Jap mengatakan timnya berusaha untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat dan pengusaha lokal. Apalagi, selama 10 tahun terakhir, lebih dari 6 juta penjual telah bertumbuh bersama Tokopedia dan 70 persen dari mereka adalah pengusaha awal. "Setiap penjual di Tokopedia memiliki kisahnya masing-masing, maka kami menghadirkan kampanye #CeritaDiBalikJahitan.
Tujuannya adalah untuk lebih menumbuhkan rasa cinta masyarakat kepada produk lokal dengan mengetahui cerita inspiratif di baliknya. Dengan adanya #CeritaDiBalikJahitan, Tokopedia berharap akan lebih banyak masyarakat yang terdorong dalam mendukung kehadiran dan eksistensi produk lokal dari seluruh kreator lokal yang tersebar di Indonesia.”
Seluruh keuntungan dari penjualan koleksi eksklusif Batik Kultur di Tokopedia akan disumbangkan melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso, instansi pemerintah yang memiliki tugas memberdayakan penyandang cacat tubuh atau penyandang tuna daksa dengan melaksanakan pelayanan rehabilitasi sosial, resosialisasi dan penyaluran kerja.
Jumlah transaksi pada kategori Fashion di Official Store Tokopedia terus mengalami peningkatan. Dalam satu tahun ke belakang (Q3 2018-Q2 2019), peningkatan yang terjadi sebesar lebih dari 300 persen. Selain itu, kemeja batik pria, blouse batik perempuan dan gaun batik menjadi produk batik yang paling populer dari kategori Fashion Batik di Official Store Tokopedia.