Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Belanja Impulsif, Suka Belanja Cenderung Tak Dibutuhkan

Apalagi perkembangan berbagai marketplace dan sarana pembayaran online membuat seseorang belanja impulsif alias suka belanja cenderung tak dibutuhkan.

27 November 2023 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gila belanja. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang hobi belanja, tahukah Anda apa itu impulsive buying? Impulsive buying merupakan kondisi yang makin populer dialami konsumen saat ini. Apalagi perkembangan berbagai marketplace dan sarana pembayaran online membuat seseorang semakin belanja impulsif.

Apa itu Belanja Impulsif?

Impulsive buying adalah istilah bahasa Inggris berarti belanja impulsif. Impulsive artinya suatu sikap ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan dampak dari apa yang dilakukan.

Sementara itu, impulsive buying adalah suatu perilaku atau kebiasaan membeli barang tanpa direncanakan dan cenderung tidak dibutuhkan dan tidak memiliki manfaat tertentu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut studi Kebiasaan Membeli Konsumen DuPont yang dilakukan pada 1945-1965, pembelian impulsif sama dengan pembelian yang tidak direncanakan ditambah respons stimulatif. Akibatnya, pelanggan sering kali membeli barang yang tidak pernah mereka duga sebelumnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari frontiersin.org, impulsive buying terjadi ketika adanya keinginan emosional yang tiba-tiba dan kuat, yang muncul dari perilaku reaktif yang ditandai dengan rendahnya kontrol kognitif. Kecenderungan membeli secara spontan dan tanpa refleksi ini dapat dijelaskan dengan adanya kepuasan langsung yang diberikan kepada pembeli.

Biasanya, kebiasaan ini muncul ketika diri dirangsang oleh sesuatu yang menarik. Misalnya seperti diskon atau promo sehingga membuat diri menjadi tertarik membeli, karena merasa kesempatan tersebut tidak akan bisa didapatkan di kemudian hari. 

Faktanya, belanja impulsif membawa dampak negatif bagi pelakunya. Dikutip dari Siloam Hospitals, apabila siklus tersebut terus berlangsung, maka dapat memicu risiko munculnya penyakit mental, seperti gangguan cemas, gangguan suasana hati, gangguan makan, hingga gangguan kepribadian.

Sehingga, akan lebih baik jika perilaku ini segera dihentikan. Selain itu, karena kebiasaan belanja impulsif ini cenderung membeli produk sesuai keinginan bukan berdasar kebutuhan, maka hal tersebut dapat mengakibatkan pemborosan sehingga mengancam kesehatan finansial. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus