Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Broken home merupakan istilah yang cukup sering ditemui di media sosial akhir-akhir ini. Dalam penggunaannya, broken home biasanya merujuk pada masalah internal keluarga yang berdampak pada anak. Lantas, apa sebenarnya broken home itu?
Beberapa definisi broken home yang ditemui dari beberapa sumber merujuk pada peristiwa yang lebih spesifik daripada penggunaan istilah tersebut di Internet. Misalnya, dilansir dari merriam-webster.com, istilah broken home berarti kondisi ketika orang tua dalam sebuah keluarga telah bercerai. Definisi dari merriam-webster tersebut tidak menjelaskan secara lebih spesifik mengenai kondisi anak atau absennya peran orang tua.
Sementara itu, dalam definisi dictionary.com, peran orang tua lebih dimasukkan dalam definisi broken home. Merujuk dictionary.com, broken home berarti absennya peran salah satu atau dua orang tua dalam keluarga karena berbagai sebab. Perceraian bukan satu-satunya penyebab broken home. Menurut dictionary.com, broken home juga bisa terjadi karena orang tua yang terlibat konflik atau pertengkaran.
Apakah itu Broken Home?
Terlepas dari berbagai perbedaan definisi, broken home memiliki efek yang cukup serius pada anak. Berikut adalah beberapa dampak broken home pada anak:
- Ketidakstabilan Emosional
Perceraian atau konflik orang tua yang disaksikan oleh anak, terutama ketika masih sangat muda, dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional pada anak. Dilansir dari thenews.com, sebuah riset menemukan bahwa anak yang hidup dalam keluarga broken home cenderung memendam emosi mereka.
Akibatnya, emosi anak pun sering meledak pada situasi yang tidak diinginkan. Selain itu, perkembangan psikologis dan emosional anak pun juga menjadi tidak normal karena emosi yang terus-menerus dipendam. - Menurunnya Performa Akademik Anak
Ketidakstabilan emosi yang ditimbulkan oleh perceraian atau konflik orang tua sebenarnya sudah membuat performa akademik anak mengalami penurunan. Namun, sebagaimana dilansir dari jstor.org, berbagai efek jangka panjang dari broken home, seperti ketidakstabilan kondisi ekonomi dan sosial keluarga, membuat performa akademik anak menjadi semakin merosot.
Aktivitas belajar anak, baik di sekolah maupun di rumah, menjadi terganggu dari berbagai sisi sekaligus. - Perilaku Agresif dan Interaksi Sosial yang Tidak Wajar
Keluarga broken home membawa tekanan tersendiri bagi anak. Akibatnya, sebagaimana dilansir dari thenews.com, anak bisa jadi melampiaskan berbagai tekanan emosional yang ia alami ke lingkungan sosialnya. Wujud konkret dari kondisi tersebut adalah keterlibatan anak dalam aksi bullying dan beberapa tindakan agresif lain.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Perlukah Anak Tahu Alasan Orang Tua Bercerai? Simak Kata Ahli
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini