Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkan mendengar kejadian seseorang yang sakit kembali sehat seperti sedia kala secara keseluruhan namun beberapa saat kemudian dikabarkan meninggal? Dalam dunia medis, fenomena ini dinamakan sebagai Terminal Lucidity.
Apa Itu Terminal Lucidity?
Dilansir dari laman scientificamerican.com, terjadi fenomena ketika penderita Alzheimer atau demensia berat tiba-tiba mendapatkan kembali ingatan dan kepribadian mereka sesaat sebelum meninggal. Bagi keluarga, momen ini sering dianggap sebagai keajaiban, tetapi bagi tenaga medis, hal ini merupakan tanda bahwa akhir kehidupan sudah dekat.
"Fenomena ini adalah kembalinya kemampuan kognitif secara tak terduga," ungkap Andrew Peterson, seorang Peneliti dari George Mason University yang mempelajari Terminal Lucidity dalam studinya yang didanai oleh National Institute of Health. Dalam penelitiannya, fenomena ini biasanya terjadi dalam beberapa hari terakhir kehidupan pasien yang dimana kondisi pasien yang sakit tiba-tiba menjadi sehat dan dapat menjalani interaksi dengan orang-orang sekitar.
Terminal lucidity, atau dikenal sebagai "momen kejernihan mendekati kematian," adalah kondisi di mana seseorang yang sebelumnya kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi atau beraktivitas tiba-tiba mendapatkan kembali fungsi kognitifnya (Bostancikliolu, 2020). Fenomena ini diangkat pada tahun 2009 oleh seorang ahli biologi asal Jerman, Michael Nahm, setelah dirinya mempelajari laporan kasus medis abad ke-18 dan ke-19 yang diketahui merupakan catatan medis dokter Jerman, Wilhelm Kübler (Chiriboga-Oleszczak, B. A., 2017).
Dikutip dari laman Healthline, dalam beberapa kasus, periode terminal lucidity ini, seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tak mampu dilakukan karena dinyatakan sakit, seperti: mengenali orang di sekitarnya, mengingat identitas, mengenali lokasi mereka, mengingat kembali kenangan masa lalu, meminta makanan yang disukai, berbicara dengan kalimat yang jelas, merespons pertanyaan, berdiri atau bergerak, hingga terlibat dalam aktivitas seperti bernyanyi. Namun biasanya terminal lucidity ini hanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
Fenomena ini biasanya terjadi pada individu dengan demensia tahap akhir yang telah kehilangan kemampuan untuk berfungsi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun, terminal lucidity juga dapat muncul pada orang dengan kondisi lain, seperti kerusakan otak akibat stroke atau kanker tertentu, terutama ketika mereka mendekati akhir hidupnya.
Umumnya fenomena ini terjadi sesaat sebelum kematian sehingga disebut sebagai “end-of-life rallying”. Dalam banyak kasus, momen ini menjadi waktu berharga bagi keluarga untuk merasakan interaksi terakhir dengan orang tercinta sebelum akhirnya mereka berpulang.
Penyebab Terjadinya Terminal Lucidity
Banyak para peneliti yang sampai saat ini masih mempelajari penyebab seseorang dapat mengalami Terminal Lucidity. Bahkan fenomena ini sampai dianggap sebagai paradoks karena bertentangan dengan pemahaman tentang otak manusia dan bagaimana kondisi seperti demensia mempengaruhi fungsi kognitif (Gilmore-Bykovskyi et al., 2022).
Dalam artikel yang diterbitkan oleh Palliative Medicine and Care International Journal tertulis bahwa perubahan singkat pada fungsi kognitif yang dialami ini mungkin disebabkan oleh fluktuasi dalam fungsi tertentu di otak (Silva Faco Júnior et al., 2019)
Penelitian yang membahas mengenai terminal lucidity masih menjadi topik yang cukup jarang dibahas sehingga menjadi topik penelitian yang menjanjikan, terutama untuk memahami lebih jauh hubungan antara otak dan kesadaran. Pemahaman lebih dalam tentang fenomena ini dapat memberikan wawasan baru tentang proses kematian dan dapat menemukan cara-cara yang tepat dalam perawatan paliatif.
Pilihan Editor: Penyesalan yang Biasa Diungkapkan Orang Menjelang Kematian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini