Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Harbin - Bentuknya masih sama dengan nasi yang kita makan di Indonesia. Wanginya pun tak jauh berbeda dengan beras pandan wangi. Tetapi keistimewaan kuliner asli Harbin, Cina, ini adalah kelekatan di antara bulir padinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kita menyebutnya pulen. Itu sebabnya menu kuliner ini mudah dicomot dengan sepasang sumpit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harbin adalah ibu kota provinsi Heilongjiang, dan kota terbesar di wilayah timur laut Republik Rakyat Cina (RRC). Selain hazelnut dan bir-nya Harbin memang dikenal juga sebagai penghasil beras terbesar di wilayah yang juga dijuluki sebagai Rusia di Timur ini.
Kelezatan beras Harbin konon karena tanaman padinya tumbuh di tanah hitam yang terhampar luas di kawasan selatan RRC ini. Tanah hitam ini tak sembarang ada di setiap tempat. Selain wilayah Cina Timur Laut ini, tanah hitam bisa ditemukan di Amerika dan Ukrania.
Tanah hitam ini terkenal memgandung banyak unsur hara, termasuk kalsium. Kalsium inilah yang dikenal fungsinya untuk memperkuat akar tumbuhan dan mempermudah penyerapan unsur hara lainnya.
Seperti di Indonesia, saat makan dengan nasi, kita makan dengan lauk pauk, semacam ayam goreng, ikan goreng, sate juga sayuran lainnya. Demikian juga saat menikmati nasi Harbin. Sedikit bedanya adalah nasi ini disajikan dengan berbagai macam tumis. Dari tumis ikan, daging, juga sayuran.Harbin- Tumis Daging-Heilonjiang 1 Juli 2018 (TEMPO/SUSANDIJANI)
Liu Kai, misalnya pemuda asal Nanjing Tiongkok Selatan ini, biasanya menikmati nasi dengan tumis sayuran. “Harus ada sayuran hijau dan daging untuk menikmati nasi,” kata, saat saya temui, pekan lalu.
Bahkan di rumahnya, ayah mertuanya selalu menyediakan 10 jenis makanan untuk mendampingi nasi ini. Dari tumis sayuran, tumis daging, tumis ikan, tumis telur, dan masih banyak lagi. “Meja tak boleh kosong,” kata pria berkacamata ini.
Nasi memang menjadi masakan utama untuk para penduduk Tiongkok Selatan.
Sementara daerah Tiongkok Utara, pada umumnya memilih mi, pangsit, kacang-kacangan, juga roti (seperti mantau, bakpau) yang bisa dimakan tunggal tanpa pendamping lainnya.
“Meski sekarang kebiasaan penduduk utara dan selatan itu sudah tak bisa lagi dijadikan patokan, tapi kalau tak bertemu nasi dalam satu hari, rasanya seperti akan kiamat saja, “ katanya sambil tertawa.
Penasaran mencobanya? Beras Harbin kini sudah tersebar ke seluruh penjuru Tiongkok. Harganya sekitar 20 yuan hingga 30 Yuan per Kilogram, tergantung di mana Anda membelinya. Di Harbin tentu lebih murah. Jangan lewatkan menu nasi ini jika kebetulan bertandang ke ibukota Provinsi Heilongjiang di RRC, ini.
SUSANDIJANI (Harbin)