Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Meninggal saat Olahraga Bukan karena Serangan Jantung, Simak Penjelasan Pakar

Pakar menegaskan olahraga bukan pemicu penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Lalu, apa penyebabnya?

7 Juni 2024 | 22.01 WIB

Ilustrasi wanita dan pria berolahraga. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita dan pria berolahraga. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Vito Damay menegaskan olahraga bukan pemicu penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Pakar ilmu faal olahraga di Siloam Hospitals Lipppo Village Jakarta Selatan itu menyampaikan penegasan tersebut untuk mengoreksi kesalahpahaman masyarakat yang menyimpulkan kasus-kasus orang meninggal saat berolahraga akibat serangan jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada saja yang lagi maraton tiba-tiba habis jatuh terus enggak lama meninggal. Yang pertama, dia belum tentu serangan jantung. Itu secara umum namanya henti jantung, yang belum tentu serangan jantung,” ujar Vito dalam gelar wicara daring Kementerian Kesehatan bertajuk "FOMO Olahraga, Boleh. Asal Perhatikan Kondisi Jantungmu!”, Jumat, 7 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Periksa kesehatan jantung
Vito juga menjelaskan tidak semua henti jantung adalah serangan jantung, yang merupakan gejala penyakit jantung koroner. Henti jantung secara tiba-tiba dapat pula disebabkan kelainan struktur jantung sejak lahir yang berdampak pada kelainan irama jantung sehingga bukan karena penebalan dinding jantung akibat pola atau gaya hidup yang tidak sehat.

“Jadi, itu adalah kelainan struktur jantung yang bukan karena pola hidup. Bisa saja atlet yang jatuh kemudian meninggal itu memiliki kondisi kelainan struktur jantung sejak lahir atau memang mengalami penebalan dinding jantung tapi enggak pernah pemeriksaan lebih lanjut,” imbuhnya.

Karena itu, ia mengimbau atlet maupun yang hobi berolahraga agar rutin memeriksakan kesehatan jantung, terutama sebelum melakukan olahraga dengan intensitas berat seperti pertandingan.

“Memang sekarang ada wacana untuk atlet profesional seharusnya diperiksakan jantung yang bukan standar seperti pada orang pada umumnya, tapi diperiksakan yang lebih advanced, misalkan ekokardiografi atau USG jantung,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus