Menu Favorit Buka Puasa di Masjid Istiqlal

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap tahun Masjid Istiqlal, Jakarta, menyediakan buka puasa gratis kepada jamaah yang datang saat bulan Ramadan. Rendang, telur dan ayam menjadi menu wajib sekaligus favorit yang disediakan oleh panitia.

Baca: Nisfu Syaban Malam Ini, Pengelola Masjid Istiqlal: Bukan Politis

Koordinator Takjil Koperasi Masjid Istiqlal, Hasanuddin, saat ditemui Antara di dapur koperasi Masjid Istiqlal, Rabu 8 Mei 2019, mengatakan buka puasa gratis yang disajikan berupa nasi kotak, sudah lima tahun terakhir ketiga menu ini menjadi masakan tetap yang disajikan selama Ramadan.

"Penetapan menu masakan sesuai dengan surat perintah kerja (SPK) Panitia Amaliyah Ramadan Masjid Istiqlal. Pertimbangannya karena menu ini yang paling disukai, favorit lah," kata pria yang akrab disapa Hasan ini.

Menurut Hasan, panitia pernah menyediakan menu ikan tetapi tidak habis dimakan dan selalu bersisa. Sehingga panitia tidak lagi memasukkan ikan sebagai menu wajib. "Mungkin banyak yang tidak suka ikan. Jadi mubazir, sekarang tidak pernah lagi disajikan. Beda kalau telur, ayam dan rendang selalu habis dimakan," katanya.

Panitia Masjid Istiqlal menyediakan buka puasa berupa nasi kotak, berisi nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah, ditambah kurma, pisang serta air mineral. Setiap hari menu buka puasa yang disajikan berbeda. Hari pertama puasa, menu yang disediakan yakni ayam semur, lalu hari kedua rendang, dan hari ketiga ini ayam gulai. Setiap hari Senin sampai Kamis, panitia menyediakan 3.000 sampai 3.500 kotak hidangan buka puasa. Sedangkan Jumat, Sabtu dan Minggu jumlah bertambah menjadi 4.000 kotak.

Selain lauk pauk, panitia juga menyediakan makanan pelengkap, seperti perkedel kentang, tahu bacem dan tempe bacem. Sayuran yang disajikan juga berbeda setiap hari, ada tiga jenis yakni gulai nangka, tumis kacang panjang dengan lobak dan wortel, serta tumis labu siam.

Baca: Pesona Istiqlal Sedot Perhatian Media Asing Peliput Asian Games

Buka puasa gratis ini dibagikan kepada siapa saja yang datang ke Masjid Istiqlal, baik itu jamaah masjid, musafir, pengunjung, wisatawan, maupun tuna wisma.