Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mitos Jus Jambu Bisa Naikkan Trombosit Pasien Demam Berdarah? Cek Faktanya

Dokter menjelaskan naik turunnya trombosit pasie demam berdarah merupakan proses alami sesuai perjalanan penyakit. Benarkah jus jambu membantu?

30 Juni 2022 | 20.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi buah jambu. TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang percaya minum jus jambu biji ampuh menaikkan kadar trombosit yang turun akibat demam berdarah dengue (DBD). Meski demikian, staf Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dr. Adityo Susilo, Sp.PD-KPTI, mengatakan jus jambu tidak dapat mengubah perjalanan DBD.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jus jambu, unfortunately, berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang ada tidak dapat mengubah perjalanan penyakit," kata Adityo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan naik turunnya trombosit saat DBD merupakan proses yang terjadi secara alami sesuai perjalanan penyakit. Tapi, setidaknya saat pasien meminum jus jambu, dia telah berusaha memenuhi kebutuhan cairan. Pasalnya, pada penderita DBD, plasma darah yang mengandung air dan nutrisi akan bocor sehingga isinya keluar dari pembuluh darah ke jaringan lain.

"Dengan mau minum, paling tidak Anda memenuhi kebutuhan cairan. Jadi, sangat-sangat dipersilahkan untuk minum," ujar Adityo.

Turunnya kadar trombosit sering kali dialami oleh pasien DBD. Adityo mengatakan hal tersebut karena trombosit akan banyak terpakai untuk menyumbat daerah-daerah endotel atau sel di pembuluh darah yang mengalami pelebaran karena radang akibat virus dengue. Semakin berat peradangan maka semakin banyak pula trombosit yang akan terpakai.

Saat terkena DBD, pasien harus dipantau ketat, terutama saat sedang berada dalam fase kritis, yaitu saat demam sudah menurun. Umumnya, dokter akan memastikan kebutuhan cairan di pembuluh darah pasien selalu cukup. Jika tidak, maka risiko syok akan terjadi.

"Kalau dia masih bisa minum dan makan dengan baik, lambungnya enggak terlalu sakit, silakan minum. Tapi kalau enggak semampunya atau kalau sudah dirawat di rumah sakit, akan diinfus," ujarnya.

Ia menyatakan penderita DBD harus beristirahat dengan cukup untuk membantu mempercepat proses penyembuhan dan menurunkan risiko komplikasi.

"Kemudian, karena ini adalah demam, maka obat demam menjadi penting. Selain itu juga mengonsumsi obat-obatan simtomatik sesuai dengan gejalanya," ujar Adityo. "Tentu yang berikutnya juga harus dilakukan pemantauan, mulai dari tekanan darah hingga kondisi suhu tubuh, untuk menilai risiko dan memberikan tatalaksana yang lebih optimal. Terpenting lagi juga mengawasi tanda-tanda bahaya supaya bisa waspada lebih dini."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus