Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Mahasiswa Polije Buat Alat Pendeteksi Larva Nyamuk Demam Berdarah

Dengan alat ini, larva nyamuk penyebab demam berdarah di tempat penampungan air dapat terdeteksi.

29 Desember 2023 | 06.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang biasanya meningkat di musim hujan membuat mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Jember (Polije) berinisiatif untuk mengembangkan inovasi alat pendeteksi larva. Dengan alat ini, larva nyamuk penyebab demam berdarah di tempat penampungan air dapat terdeteksi, bahkan terlihat potensi kemunculannya.

“Karya yang kami buat bertujuan untuk meminimalisir penyebaran penyakit demam berdarah dengan mendeteksi potensi larva dan keberadaan larva di area-area penampungan air, di mana nyamuk ini biasa bersarang,” kata salah satu mahasiswa yang turut serta dalam pengembangan alat ini, Rio Javier Reyhan dikutip dari laman Ditjen Vokasi Kemendikbud, Kamis, 28 Desember 2023.

Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat membawa virus penyebab demam berdarah. Nyamuk ini juga menyebabkan penyakit lain, seperti chikungunya dan zika. Ciri nyamuk ini adalah memiliki tubuh kecil berwarna hitam belang.

Menurut Rio, cara kerja alat yang dikembangkan ini adalah dengan menggunakan beberapa parameter. Parameter itu berupa kondisi pH dan suhu air.

Selain itu, untuk mendeteksi adanya larva, digunakan video yang telah direkam di tempat penampungan air. “Dan alat ini akan mendeteksi adanya larva atau tidak,” kata Rio.

Inovasi para mahasiswa tersebut dipamerkan dalam gelaran TIF Exhibition yang dihelat di Gedung Jurusan Teknologi Informasi Polije. Gelaran tersebut menampilkan berbagai produk unggulan mahasiswa Teknik Informatika semester satu, tiga, dan lima.

Ketua Jurusan Teknologi Informasi Polije Hendra Yufit Riskiawan berharap kegiatan ini membuat mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan inovasi yang dihasilkan dan dapat berguna bagi masyarakat luas. “Diharapkan mahasiswa terasah kemampuannya tidak hanya skill tetapi juga pengetahuan komunikasi juga ikut terasah,” ujarnya.

Koordinator Program Studi Teknik Informatika Polije Betty Etikasari mengatakan kegiatan rutin setiap semester ini juga merupakan pameran hasil dari pembelajaran berbasis PBL (project based learning). "Mahasiswa TIF selalu kami arahkan untuk belajar dengan PBL, yaitu dengan studi kasus yang terdapat pada industri. Adapun dari pihak industri turut hadir dalam kegiatan ini,” kata dia.

Pilihan Editor: Sakernas 2023: 29 Persen Lulusan Politeknik Telah Bekerja Sebelum Lulus, untuk SMK 11 Persen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus