Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuffiyah atau yang sering disebut sebagai 'kufiyah' atau kaffiyeh adalah sepotong kain hitam-putih berpola kotak-kotak yang telah menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina. Kain ini tidak hanya sekadar pakaian, melainkan juga sebuah perwujudan makna yang dalam bagi masyarakat Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makna Motif Kuffiyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tutup kepala ini telah menjadi simbol perjuangan nasional rakyat Palestina yang paling mengesankan. Duta Besar Urusan Kebudayaan dan Pendidikan di Kedutaan Besar Palestina di Qatar, Yahya Zakaria Al-Agha menjelaskan bahwa kuffiyah berasal dari kota Kufah di Irak.
“Kuffiyah Irak berbeda dengan kuffiyah Palestina dalam hal warnanya. Kuffiyah Irak memiliki lebih banyak warna hitam daripada putih, sedangkan kuffiyah Palestina memiliki lebih banyak warna putih daripada hitam,” kata Yahya.
Menurut situs Qatar Foundation, kuffiyah Palestina biasanya dipasang di leher, atau dengan ikat kepala di kepala. Bentuknya persegi – 120 cm x 120 cm – dan dihiasi pinggiran. Biasanya kain ini terbuat dari sutra, katun, atau wol. Satu-satunya pabrik yang memproduksi kuffiyah Palestina ada di kota Al-Khalil, Palestina, di Pabrik Tekstil Hirbawi.
Meskipun kondisinya kini melankolis, kuffiyah tetap menjadi simbol yang paling dekat di hati rakyat Palestina. Yasser Arafat berhasil menjadikan kuffiyah sebagai simbol perjuangan yang kuat, memberikan semangat baru bagi gerakan nasional Palestina.
Kisah dijadikan Simbol Perjuangan
Kuffiyah Palestina terkait erat dengan sejarah perjuangan negara itu, terutama sejak Pemberontakan Arab di Palestina pada tahun 1936. Kuffiyah Palestina membantu gerilyawan menghindari penangkapan dan melindungi revolusi. Sampai hari ini, kuffiyah terus dipakai oleh warga Palestina untuk alasan sosial dan politik, serta sebagai simbol penentangan terhadap pendudukan, ketidakadilan, penindasan, dan penganiayaan.
Dari pemakaiannya yang khas oleh Arafat hingga peran pentingnya dalam melindungi pejuang dan simbolik politik, kuffiyah terus berdiri sebagai lambang yang menggerakkan semangat perjuangan rakyat Palestina. Dengan kekayaan sejarahnya yang mendalam, kuffiyah akan terus mengingatkan dunia akan tekad dan semangat juang yang tak tergoyahkan dari rakyat Palestina.
Sejak pertemuan berdarah antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan rezim Yordania pada September 1970, kuffiyah Arafat berkembang dan bahkan cara ia memakainya menjadi simbolik. Dalam situasi ketika gerakan nasional Palestina dihadapkan dengan reaksi keras dari dunia Arab, Israel, dan internasional, kuffiyah Arafat tampak semakin kreatif dan kuat sebagai simbol, meskipun lemahnya sosok yang memakainya dan kelemahan gerakan yang dipimpinnya.
Yasser Arafat menjadikan kuffiyah sebagai simbol yang telah menjadi seperti sekarang dan memberinya kehidupan baru. Sejak konfrontasi berdarah antara Organisasi Pembebasan Palestina dan rezim Yordania pada bulan September 1970, kita telah melihat bagaimana kuffiyah Arafat berkembang, bahkan cara dia memakainya menjadi simbolis. Hal ini menjadi lambang proyek nasional yang ambisius.
Semakin keras tanggapan dari dunia Arab, Israel, dan internasional terhadap gerakan nasional Palestina, kuffiyah Arafat tampak lebih kreatif dan kuat sebagai simbol, meskipun pria yang mengenakannya dan gerakan yang dipimpinnya lemah. Kita tidak lagi bisa memisahkan antara kuffiyah, Yasser Arafat, dan Palestina. Media Barat pun mulai menggambarkan Arafat sebagai "Tuan Palestina".
Simbol Perjuangan
Melalui Arafat dan pejuang Palestina, kuffiyah menjadi simbol internasional bagi semua pemberontak terhadap penindasan di seluruh dunia, menciptakan pasar yang besar bagi kain hitam-putih tersebut. Arafat menciptakan gaya berpakaian yang khas dengan kuffiyah, yang menempatkan penutup kepala itu dengan cara tertentu yang menurut Arafat menyerupai peta Palestina, dengan lipatan di bagian atas kepala yang melambangkan Kubah Batu di Masjid Al Aqsa.
Namun, kuffiyah kemudian meredup dan ditinggalkan setelah kekalahan PLO selama invasi Israel ke Lebanon pada 1982. Awalnya, kuffiyah hanya berwarna hitam dan putih. Namun setelah kematian Arafat, warna lain mulai umum digunakan. Hamas memperkenalkan warna hijau.
Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Qassam Hamas, menyembunyikan wajahnya di balik kuffiyah merah. Pejuang Jihad Islam mulai mengenakan kuffiyah hitam ala Iran. Namun, tak satu pun dari kuffiyah tersebut mampu meraih suara publik seperti kuffiyah hitam-putih Yasser Arafat, tak satu pun dari mereka yang akan menjadi simbol aspirasi nasional sebagaimana yang dicapai oleh kuffiyah Arafat.