Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Nongkrong Pagi di Kopi Kong Djie, Belitung

Warung kopi menjadi tempat yang asyik untuk nongkrong pagi hari di Belitung. Tentunya, sembari sarapan.

8 Februari 2019 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Liburan di Pulau Belitung, selalu diingatkan untuk mampir ke kedai kopi. Khususnya saat di ibukota Belitung Timur, Manggar, kota  1001 warung kopi. Namun, jangan lupa juga di Tanjung Pandan pun ada kedai kopi yang tidak boleh dilewatkan. 

Baca juga: Suatu Malam di Pantai Tanjung Pendam Belitung

Berada di kawasan Pecinan, tepatnya di Jalan Siburik Barat nomor 4, warung kopi berada di simpang jalan. Kopi Kong Djie, namanya. Telah berdiri sejak 1943, warung kopi ini menjadi tempat berkumpul warga saat pagi hari. Mungkin nama kedai kopi ini tak asing karena sudah memiliki cabang dengan sistem waralaba di berbagai kota. Namun, mencicipi di tempat aslinya tentunya terasa berada.

Bila ingin mengintip pembuatannya bisa ke salah satu sisinya. Di sebuah jendela yang menghadap Gereja Regina Pacis terlihat deretan ceret  tinggi menutupi tungku. Tak lama akan terlihat saringan kopi pun bergerak bila tamu mulai berdatangan. Pintu masuk tepat di depan Sungai Siburik. Aroma kopi pun langsung menguar ke udara, ketika kaki melangkah ke dalam kedai sederhana ini.

Bangku kayu dengan meja panjang. Di meja ada penganan yang bisa menjadi teman kopi hitam ataupun kopi susu. Dari pisang goreng, ketan, kroket, dan lain-lain. Para pria yang duduk di bagian dalam hingga pojok ruangan. Berbahasa Melayu, Indonesia ada juga yang berbahasa Hokkian.

Asyiknya memang memulai pagi di kedai kopi saat di Tanjung Pandan. Menghirup aroma khas dari secangkir kenikmatan lokal sekaligus mendengar obrolan warga menjadi menu pagi yang menarik dan memberi semangat untuk menjelajahi pulau ini. Harga kopi berkisar pada Rp 8.000 - Rp 10 ribu.

Warung kopi Kong Djie juga memang buka mulai pukul 06.00, dulu hanya sampai sore hari, kini sudah buka hingga pukul 21.00.  Kopi di pulau ini memang lebih banyak dinikmati di pagi hari. Kopi menjadi penyemangat pagi, bahkan nongkrong di warung kopi sepanjang hari yang banyak dilakukan pria Melayu bisa ditemukan di sini. Para lelaki itu ngobrol sembari bermain catur.

Di kedai mulai dibuka Ho Kong Djie, seorang Tionghoa asal Bangka,  secangkir kopi pun terasa harum dan legit berkat perpaduan kopi robusta Lampung dan arabika dari Jawa. Ketika mentari berada di tengah-tengah, terasa lebih nikmat bila dicampur susu kental manis dan es batu karena biasanya hawa siang nan panas mulai menyergap.

Baca juga: Pesona Kampung Ahok: Bangka Belitung, Surga di Barat Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus