Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Orang tua sering tidak menyadari gejala anemia pada anak sehingga terlambat mengetahui kehadiran penyakit ini. Gejala anemia pada anak antara lain kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh, serta gangguan perilaku atau orang awam lebih mengenal dengan gejala 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai), wajah pucat, dan pandangan berkunang-kunang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Murti Andriastuti, Ketua Satuan Tugas Anemia Defisiensi Besi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak. Komplikasi jangka panjang ADB dapat meliputi gangguan sistem kardiovaskular, sistem imun, gangguan perkembangan, psikomotor, dan kognitif. "Anemia sendiri dapat disembuhkan. Namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Untuk itu, pemberian suplementasi zat besi sebaiknya dilakukan sejak dini sebelum defisiensi besi pada anak menjadi anemia defisiensi besi," katanya di Merck Pedriatric Forum 2018, Jakarta, seperti dilansir dari keterangan tertulis, Minggu, 22 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan Anemia Convention 2017, prevalensi anemia di Asia Tenggara dan Afrika mencapai 85 persen, dengan wanita dan anak-anak sebagai penderita terbanyak.
Baca: Hamil di Usia Remaja? Waspada Masalah Ini Mengintai
Terdapat 202 juta wanita di Asia Tenggara dan 100 juta wanita di Pasifik Barat berusia 15-49 tahun yang terjangkit anemia. Sedangkan secara global, 41,8 persen wanita hamil dan hampir 600 juta anak usia prasekolah dan usia sekolah menderita anemia. Selain itu, sekitar 60 persen dari kasus wanita hamil dan setengah dari kasus anemia pada anak disebabkan kekurangan zat besi.
Baca: Penyakit Langka Anemia Aplastik, Dapatkah Disembuhkan?
Tercukupinya nutrisi dalam 1.000 hari pertama kehidupan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anak, dan ini harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Ginekolog Corazon Zaida N. Gamila dari Filipina mengungkapkan zat besi berperan sebagai salah satu mikronutrisi, yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan, yang menentukan kualitas kesehatan anak pada masa depan. "Anemia defisiensi besi pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, pre-eklampsia, dan infeksi. Ibu hamil yang menderita ADB juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan anemia ataupun kekurangan zat besi, bahkan kematian pada bayi,” ujar Corazon.