Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pahami 5 Jenis Sakit Perut, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

Sakit perut bisa dipicu oleh berbagai sebab tidak semata-mata karena kondisi saluran pencernaan.

7 Maret 2021 | 11.25 WIB

Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp
Perbesar
Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sering kali, bagian tertentu pada perut terasa tidak nyaman atau sakit. Sakit perut kerap disebabkan oleh kondisi saluran pencernaan. Namun itu bukan satu-satunya penyebab, juga bisa disebabkan oleh kondisi dinding tubuh, saluran kemih, pembuluh darah, organ reproduksi, atau organ dada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sakit perut umumnya dapat dikaitkan dengan diet, peradangan, atau infeksi. Obstruksi yang terjadi pada bagian tertentu di sepanjang saluran usus, dapat berujung sakit perut. Kram menstruasi, endometriosis atau kondisi ketika tumbuhnya jaringan yang menyerupai lapisan rahim di area lain pada tubuh. Juga ada penyakit radang panggul yang menyebabkan sakit pada perut bagian bawah wanita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Simak 5 jenis sakit perut beserta pengobatannya.

1. Sembelit

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases mencatat, sekitar 16 persen orang dewasa mengalami sembelit. Mayoritas perempuan. Sakit perut jenis ini terjadi ketika terbentuknya tekanan di usus besar dan usus kecil. Sehingga, tinja jadi menggumpal, dan sulit untuk dikeluarkan. Dapat juga merasa kembung dan sangat kenyang sehingga, tidak sanggup makan lagi.

Pengobatan yang tepat adalah dengan menambahkan lebih banyak asupan serat ke dalam makanan. Ditambah dengan minum lebih banyak air dan berolahraga. Bisa juga mencoba obat pencahar jika diperlukan. Apabila tinja disertai dengan pendarahan, nyeri terus-menerus, demam, muntah, tidak dapat buang angin, nyeri punggung bawah, serta penurunan berat badan, segera konsultasikan ke dokter.

2. Radang usus buntu

Radang usus buntu terjadi bila ada penyumbatan di dalam usus buntu. Akibatnya, muncul rasa perih, bengkak, bahkan bisa pecah. Jika mengalami usus buntu, akan terasa sangat tidak nyaman di sekitar pusar. Rasa sakit terus bertambah parah dari waktu ke waktu, sehingga sulit untuk berjalan.

Apabila mengalami sakit perut yang parah yang disertai demam, dan muntah, segera periksakan ke dokter. Sedangkan bagi penderita usus buntu, harus mendapat tindakan operasi.

3. Intoleransi laktosa

Orang yang tidak dapat mencerna laktosa atau gula dalam produk susu mungkin mengalami mual, muntah, kram perut, kembung. Mungkin juga mengalami diare, sekitar 30 menit hingga dua jam setelah mengonsumsi produk susu.

Salah satu cara untuk mengatasi sakit perut jenis ini adalah dengan melakukan percobaan tanpa mengonsumsi produk susu. Tujuannya untuk melihat apakah gejala jadi membaik atau tidak. Jika mengalami sakit perut disertai kram dan tinja encer, periksa ke dokter untuk memastikan diagnosis.

4. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases merupakan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan, pembengkakan, iritasi, dan bisul di lapisan dalam usus besar. Timbul gejala seperti mual, kram perut, tinja berdarah, serta penurunan berat badan. Sakit perut satu ini cenderung diturunkan dalam keluarga.

Kolitis Ulseratif tidak ada obatnya. Namun, kasus ringan dapat dibantu dengan obat yang dijual bebas. Sedangkan untuk yang lebih parah, memerlukan obat yang lebih kuat. Jika mengalami gejalanya, segera bicarakan dengan dokter untuk memastikan diagnosis.

5. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Menurut The Office on Women's Health, IBS merupakan kumpulan gejala seperti sakit perut, kembung, diare, sembelit, dan kram. Sekitar 20 persen orang dewasa di AS mengidapnya. IBS terbagi pula menjadi 2, yakni IBS-C dan IBS-D.

IBS-C ialah sejenis sakit perut karena sindrom iritasi usus besar yang dominan pada sembelit. Sedangkan IBS-D lebih dominan pada diare. Jika merasa menderita IBS atau mengalami pendarahan rektal atau penurunan berat badan secara berlebihan, segera periksakan ke dokter.

ANNISA FEBIOLA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus