Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine

Pakar menyebut pemeriksaan fungsi ginjal dan urine adalah cara efektif mencegah penyakit ginjal kronis. Kapan harus dilakukan?

23 Februari 2024 | 15.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi ginjal. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) Djoko Wibisono mengatakan pemeriksaan fungsi ginjal dan urine adalah cara efektif mencegah penyakit ginjal kronis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk mendeteksi itu gampang, cek kreatinin untuk lihat fungsi ginjal, cek kencing untuk melihat kebocoran apakah ada protein di dalam urine. Kalau normal enggak apa-apa, enggak usah dicek setiap bulan, bisa setahun sekali,” katanya di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter di RSPAD Gatot Subroto Jakarta itu menjelaskan ketika melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, dokter akan memeriksa darah untuk melihat kreatinin dan laju filtrasi glomerulus (LFG). Sedangkan pemeriksaan urine dilaksanakan dengan melihat kadar albumin atau protein dengan pemeriksaan Urine Albumin Creatinin Ratio (UACR) untuk melihat adanya kebocoran ginjal. Ia menyarankan pemeriksaan urine dilakukan saat pagi hari.

“Deteksi dini penyakit ginjal kronis harus dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal dan UACR sekaligus. Jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan pertama wajib dilakukan pemeriksaan kedua tiga bulan kemudian,” sarannya.

Menurutnya, kedua pemeriksaan tersebut amat penting mengingat penyebab penyakit ginjal yang paling sering ditemukan di Indonesia berkaitan dengan diabetes dan hipertensi. Selain melakukan pencegahan lewat dua pemeriksaan tersebut, Djoko menyebut penyakit ginjal kronis bisa juga dicegah dengan gaya hidup sehat. 

Dari cara yang mudah, masyarakat bisa menjaga tekanan darah tetap pada batas normal dan menjaga berat badan tetap ideal. Kemudian disarankan untuk minum air putih 8-10 gelas per hari, tidak merokok, menjaga kadar gula darah tetap normal, rajin olahraga, serta tidak mengonsumsi obat antinyeri dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter.

Pahami kelainan pada ginjal
Djoko pun meminta masyarakat memahami penyakit gagal ginjal kronis adalah kelainan yang mengenai ginjal dan timbul akibat berbagai faktor, biasanya secara perlahan dan sifatnya menahun. Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui.

Namun, masyarakat bisa mewaspadai gejala seperti tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah, serta sulit tidur. Gejala lain yakni kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi, dan timbul rasa gatal hingga sesak dan mual atau muntah.

“Jadi supaya tidak kecolongan, saya mohon cek fungsi ginjal dan kebocorannya. Kalau sudah terkena, biasanya pasti di jantung ada sesuatu, UACR itu menandakan pembuluh darah sudah kena. Tidak hanya ginjal, itu menandakan di mata ada sesuatu, di jantung sudah mulai terkena, termasuk di otak,” papar Djoko.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus