Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Profil Richard H. Lawler, Dokter Pelopor Transplantasi Ginjal Pertama yang Dikritik Pendeta Katolik

Pada 1970 ia dinominasikan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran atas perannya dalam transplantasi ginjal atau organ padat pertama dalam sejarah.

18 Juni 2024 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - 74 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Juni 1950, Richard H. Lawler berhasil melakukan transplantasi ginjal pertama di Little Company of Mary Hospital, Evergreen Park, IL. Pasiennya adalah Ruth Tucker, seorang wanita berusia 49 tahun yang menderita penyakit ginjal polikistik (PKD).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari mdlinx.com, sebelumnya, Dr Lawler telah melakukan beberapa percobaan transplantasi organ pada anjing, dan menerjemahkan pengetahuan yang diperolehnya selama melakukan transplantasi pada Tucker. Ia dibantu oleh James West, MD; Raymond Murphy, MD; Mary Lou Zidek, RN; dan Nora O'Malley, perawat semak belukar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disaksikan oleh sekitar 40 dokter lain, Dr. Lawler melakukan prosedur ini dengan cepat. Dalam waktu 45 menit setelah pengangkatan ginjal donor, transplantasi tersebut berhasil diselesaikan. Tucker keluar dari rumah sakit 30 hari kemudian.

Ginjal tersebut berfungsi setidaknya selama 53 hari, namun harus diangkat 10 bulan setelah operasi karena terjadi penolakan oleh tubuhnya. Transplantasi ini dilakukan jauh sebelum adanya pengembangan obat imunosupresan dan teknik pengetikan jaringan yang membantu mencegah penolakan organ.

Profil Richard H. Lawler

Richard H. Lawler lahir pada 12 Agustus 1895. Ia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Tiga adiknya – Frank serta si kembar identik Edmund dan Paul – juga berprofesi sebagai dokter. Selama Perang Dunia I, ia bertugas di Angkatan Laut AS, menerbangkan pesawat bermesin tunggal Curtiss Model F, yang dikenal sebagai kapal terbang. 

Sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi dan sekolah kedokteran, ia sempat mengajar dan melatih sepak bola di Sekolah Menengah Chicago. Lawler lulus dari DePaul University di Chicago dan memperoleh gelar kedokteran dari Loyola University Chicago Stritch School of Medicine pada 1931.

Dikutip dari chicagotribune.com, setelah menjalani magang di Rumah Sakit Mercy di Chicago, Lawler bergabung dengan staf medis Little Company of Mary pada 1932. Di rumah sakit komunitas Katolik dengan 587 tempat tidur yang dikelola oleh ordo biarawati berbasis di Inggris, dia memimpin transplantasi ginjal pada 1950. 

Operasi tersebut memakan waktu 45 menit dan dampaknya dicatat dalam sebuah buku karya Edmund O. Lawler, keponakan sang ahli bedah, berjudul "The Graft: How a Pioneering Operation Sparked the Modern Age of Organ Transplants." Pasiennya, Ruth Tucker, seorang wanita Chicago berusia 44 tahun, hidup lima tahun lagi sebelum meninggal karena penyakit jantung pada 30 April 1955.

Namun, prosedur tersebut tidak luput dari kontroversi. Dilansir dari 125.depaul.edu, beberapa anggota komunitas medis berpendapat bahwa tindakan ini terlalu terburu-buru, dan beberapa pendeta Katolik mengkritik para ahli bedah karena dianggap mencoba bermain peran sebagai Tuhan. 

Akibat dari penolakan ini, Lawler tidak pernah melakukan transplantasi ginjal lagi. Meskipun operasi transplantasi dilakukan di rumah sakit Katolik dan disetujui oleh biarawati yang memimpinnya, beberapa pendeta Katolik mengecam operasi tersebut.

Namun, reputasi Lawler membaik seiring berjalannya waktu. Pada 1970, ia dinominasikan untuk Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran atas perannya dalam transplantasi organ padat pertama dalam sejarah kedokteran. Pada 1974, ia diberi penghormatan di sebuah simposium di Little Company of Mary, yang dihadiri oleh lebih dari 300 tamu, termasuk ahli bedah transplantasi dari pusat transplantasi terkemuka di Midwest.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus