Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar Ingatkan Kaitan Alergi dan Camilan

Pakar gizi mengingatkan menyantap camilan bisa memunculkan gejala alergi yang dapat kambuh. Ini yang perlu diperhatikan.

21 September 2022 | 19.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi alergi.Foto : TEMPO/Puspa Perwitasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Alergi terjadi saat sistem imun tubuh bereaksi dengan senyawa semisal serbuk sari atau makanan yang bagi kebanyakan orang tidak menyebabkan reaksi apa-apa. Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, mengingatkan menyantap camilan bisa memunculkan gejala alergi yang dapat kambuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Alergi kambuh umumnya terjadi jam 10 pagi, kaitannya dengan siklus sistem hormonal di tubuh. Masa-masa rawan orang yang punya gejala alergi adalah waktu snacking time-nya," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia itu mengingatkan pemilik alergi makanan agar berhati-hati waktu menyantap camilan di sela waktu makan besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sebuah laporan yang dirilis pada 2017 mencatat sebanyak 10 juta orang di negara-negara maju mengalami lebih dari satu jenis alergi. Hardinsyah mengatakan gejala yang dapat muncul antara lain bintik-bintik di kulit, merah, gatal, hingga bengkak.

"Bahkan enggak hanya makanan, bisa jadi udara dingin, di selimut tempat tidur, di udara tercemar," ujarnya.

Gejala alergi
Menurutnya, sumber alergen dari pangan umumnya merupakan sumber protein seperti telur, udang, ikan, kacang-kacangan, gandum, dan bahan tambahan pangan (BTP).

"Enggak perlu khawatir, ilmu semakin berkembang. Kalau ada keluhan, konsul saja (ke dokter). Ada yang bisa diterapi karena sudah kadung kadaluwarsa. Kalau masih kecil bisa dilakukan upaya-upaya," jelasnya seraya menyarankan orang rajin membaca label pangan.

Mayo Clinic mencatat khusus untuk sumber alergi makanan gejala yang dapat muncul pada pasien antara lain kesemutan di mulut, bagian mulut seperti bibir, lidah, atau tenggorokan bengkak, hingga anafilaksis atau syok akibat reaksi alergi. Tanda anafilaksis meliputi penurunan kesadaran, penurunan tekanan darah, sesak napas, ruam kulit, pusing, denyut nadi cepat dan lemah, serta mual dan muntah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus