Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Skincare Nagase Regional ASEAN, Mana Tachibana, mengungkapkan waktu ideal dalam memakai ulang tabir surya agar optimal melindungi kulit dari paparan radiasi ultraviolet (UV) sinar matahari. Pakar perawatan kulit dari perusahaan pemasok bahan kosmetik dan perawatan diri asal Jepang itu mengatakan aplikasi ulang tabir surya penting untuk memberi proteksi optimal bagi kulit sehingga tidak mengalami kerusakan, baik akibat UVA maupun UVB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selain menggunakannya secara rutin sebagai perawatan wajah di pagi hari, sunscreen penting untuk diaplikasikan ulang setiap dua sampai tiga jam sehari. Hal itu penting untuk memaksimalkan fungsi sunscreen," katanya dalam acara Beauty Science Tech 2024 bersama Wardah di Jakarta, Minggu, 1 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memakai ulang tabir surya penting karena produk perawatan kulit tersebut dapat hilang fungsinya apabila tubuh berkeringat dan akhirnya membuatnya luntur terbawa keringat. Mana mengatakan tabir surya penting karena dapat memlindungi tubuh dari radiasi UV dari sinar matahari.
Macam kerusakan akibat radiasi UV
Ia menjelaskan radiasi sinar UV terdiri dari dua bentuk, yakni UVA dan UVB, dan keduanya mampu menyebabkan kerusakan pada kulit apabila paparannya terus menerus tanpa adanya proteksi. Radiasi UVA mampu merusak kulit di lapisan dermis yang petaknya berada di bagian dalam lapisan kulit. Lapisan dermis itu sebenarnya merupakan lapisan yang kaya kandungan kolagen dan elastin, yang bertanggung jawab atas kekenyalan dan kesehatan kulit.
Apabila lapisan tersebut rusak akibat UVA biasanya kulit akan mengalami penuaan dini sehingga terlihat tanda-tanda fisik seperti kulit berkerut hingga garis halus. Sementara mengenai bahaya UVB, radiasi sinar UV ini menyebabkan kerusakan secara langsung pada lapisan terluar kulit dan mampu mempengaruhi perubahan pada DNA tubuh apabila paparannya terus menerus dan tidak ada perlindungan tambahan pada kulit.
Kerusakan secara langsung yang dimaksud ialah kulit dapat terbakar sehingga biasanya mengalami ciri kemerahan atau sensasi perih apabila terlalu banyak terpapar sinar UVB. Sebenarnya, secara alami tubuh bisa memperbaiki jaringannya sendiri apabila terjadi kerusakan akibat serangan paparan radiasi UVA dan UVB.
"Namun jika paparan UVA dan UVB sudah berlebihan dan terakumulasi terus menerus tanpa adanya proteksi maka akhirnya kemampuan memperbaiki jaringan tersebut akan melambat dan bisa meningkatkan masalah kulit yang serius, tidak hanya penuaan dini, bahkan bisa berpotensi menjadi kanker kulit," ujarnya.