Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Pakar Onkologi Sebut Perut Buncit Boleh Jadi Sebuah Gejala Talasemia, Kok Bisa?

Wajah pucat yang bisa menjadi gejala talasemia biasanya disertai perut buncit akibat pembesaran hati dan limpa.

15 Mei 2023 | 05.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan, yang diturunkan dari orangtua ke anak melalui gen sehingga tubuh tidak membuat cukup protein yang disebut hemoglobin. Mereka yang hidup dengan talasemia selain mengalami wajah pucat akibat kadar hemoglobin yang rendah, juga memiliki mata yang kuning.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar onkologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH, mengatakan wajah pucat yang bisa menjadi gejala talasemia biasanya disertai perut buncit akibat pembesaran hati dan limpa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada benjolan pada perut sebelah kiri, itu curiga mungkin bukan pucat biasa yang disebut anemia, tetapi, karena talasemia," kata Teny dalam siaran langsung akun Instagram RSCM Kencana pada Jumat, 12 Mei 2023 dikutip dari Antara.

"Pada talasemia matanya kuning. Kalau pada kekurangan zat besi tubuh tidak mampu menghasilkan darah merah, tetapi, pada talasemia zat besinya ada atau malah berlebih, tetapi, darah merahnya pecah-pecah sehingga mudah pecah dan pecahan tadi menimbulkan matanya kuning," jelas Teny.

Pada anak, keadaan hemoglobin yang rendah terus menerus seiring waktu akan mengganggu tumbuh kembang mereka, yang menyebabkan anak dengan talasemia memiliki badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Selain itu, mereka juga akan kesulitan berpikir, mengalami masalah inteligensi dan gangguan pada fungsi-fungsi organ tubuhnya.

Teny menuturkan karena termasuk penyakit bawaan lahir, pasien talasemia memerlukan tata laksana yang baik sejak kecil hingga dewasa antara lain transfusi darah dan obat-obatan untuk menunjang kualitas hidupnya.

"Butuh transfusi karena dia tidak bisa menghasilkan sel darah merah yang baik. Sel darah merah itu gunanya membawa oksigen untuk tumbuh kembang si anak. Pemantauan di RSCM, memperlihatkan ada (pasien talasemia) yang sudah bisa menjadi dokter, bekerja di berbagai tempat, mereka lulusan sarjana, kualitas hidupnya baik. Kadang orang tidak bisa membedakan itu pasien talasemia," kata Teny.

Pilihan editor : Talasemia Bisa Pengaruhi Psikososial Anak, Peran Keluarga Sangat Dibutuhkan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus