Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pasokan Kopi Arabika dari Pegunungan Bintang Papua Bergantung Pesawat Perintis

Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua hanya bisa diakses melalui jalur udara, yakni dengan pesawat kecil.

7 Maret 2022 | 17.23 WIB

Ilustrasi green coffee (kopi hijau). shutterstock
Perbesar
Ilustrasi green coffee (kopi hijau). shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Pegunungan Bintang adalah salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Papua. Kabupaten ini terletak di kawasan Pegunungan Tengah dan berbatasan langsung dengan Provinsi Western di Papua Nugini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hari Suroto mengatakan, Suku Ngalum yang bermukim di lereng gunung yang terjal, lembah-lembah kecil, berpencar, dan terisolasi di Kabupaten Pegunungan Bintang menjadi penghasil kopi arabika terbaik Papua. "Kabupaten Pegunungan Bintang hanya bisa diakses melalui jalur udara, sehingga transportasi udara sangat membantu kehidupan masyarakat setempat," kata Hari Suroto kepada Tempo, Senin, 7 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Maskapai penerbangan komersil yang melayani rute dari dan ke Kabupaten Pegunungan Bintang, yaitu Trigana Air dan Wings Air dengan menggunakan pesawat jenis ATR. Sementara pesawat yang bisa disewa atau penerbangan perintis dengan pesawat berbadan kecil jenis Twin Otter, Cessna, Pilatus, Cassa, adalah dari maskapai Enggang Air, Susi Air, SAS, Smart Air, dan Dimonim Air, serta untuk pelayanan ke masyarakat yakni pesawat AMA.

Penerbangan komersil dengan pesawat ATR melalui Bandara Oksibil yang terletak di ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang. Sedangkan penerbangan antar-distrik menggunakan pesawat Twin Otter. "Penerbangan tergantung kondisi cuaca yang sering berkabut dan situasi keamanan di distrik setempat," ujarnya.

Alpius Uropmabin, seorang mahasiswa Pegunungan Bintang Papua membawa kopi arabika dari daerah asalnya. Dok. Hari Suroto

Kopi arabika dari Kabupaten Pegunungan Bintang dikirimkan ke Sentani, Jayapura, dengan menggunakan pesawat kecil. Dari Sentani, kopi tersebut dikirim ke kota-kota besar di Indonesia. "Saat ini pasokan kopi arabika dari Pegunungan Bintang ke Kota Jayapura sedang normal," kata Hari Suroto. "Maskapai penerbangan perintis melayani penerbangan ke pedalaman Kabupaten Pegunungan Bintang dan lapangan terbang perintis aman untuk mendarat."

Dari sisi historinya, kopi arabika di Kabupaten Pegunungan Bintang pertama kali diperkenalkan pada Suku Ngalum di Okbibab pada 1972 oleh Pater Piet Van Der Stap, seorang misionaris Belanda. Kopi dari daerah itu berjenis arabica typica. Cita rasanya bervariasi, antara rasa beri, jeruk, peach, atau aprikot.

Kopi di sana ditanam secara organik dan proses pengolahan dengan tangan. Tanaman kopi ini tumbuh dengan hanya mengandalkan kebaikan alam di Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 meter dari permukaan laut. Suhunya sekitar 15 derajat Celcius dan buah yang lebih sedikit menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi arabica typica semakin tinggi. "Rasanya juga lebih pekat dan beraroma tajam," ujarnya.

Baca juga:
3 Kopi Papua Paling Diburu di Mancanegara

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus