Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang kaki lima di Paris ketahuan menyimpan stok makanan di selokan kota, demikian laporan surat kabar lokal Le Parisien pada Oktober. Menurut laporan tersebut, para pedagang yang menjual crepes dan sandwich menyimpan makanan di got sepanjang Champ-de-Mars dekat Menara Eiffel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Banyak yang menggunakan adonan beku yang disimpan dalam kondisi yang meragukan. Untuk menutupi bau dan rasa tengik, mereka menaburkannya dengan gula vanila," kata salah satu penjual kepada Le Parisien dalam bahasa Prancis. Vendornya tidak disebutkan dalam laporan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah video yang diunggah oleh Le Parisien menunjukkan beberapa klip orang mengeluarkan tas berisi makanan dari lubang saluran pembuangan dan gerbang listrik. Salah satu klip menunjukkan seorang pria meletakkan ember di bawah tanah dan berjalan menuju gerobak makanan.
Adonan krep dan jenis makanan lainnya, termasuk daging dan minuman, juga ditemukan disimpan di lubang got, palka, dan ventilasi, menurut laporan Le Parisien. Mereka mengutip seorang penduduk yang tinggal di distrik ke-7, lingkungan hubian di sekitar Menara Eiffel. Makanan tersebut kemudian dipanaskan kembali dan dijual, menurut laporan yang mengutip warga lainnya.
Stand makanan tidak berizin
Frank Delvau, presiden Persatuan Perdagangan dan Industri Perhotelan Paris dan Ile-de-France, mengatakan para penjual mewakili risiko kesehatan masyarakat, mengingat mereka tidak punya cara untuk mencuci tangan, menurut Le Parisien. Beberapa terlihat menjual barang dagangan tercemar, botol air yang diisi keran, Delvau.
Delvau mengatakan, tidak jarang stand makanan tersebut tidak memiliki izin. Banyak pedagang kaki lima itu tidak berdokumen dan dieksploitasi oleh organisasi kriminal, katanya.
Hal ini juga menimbulkan persaingan tidak sehat bagi restoran berlisensi lokal yang membayar sewa, biaya, dan harus menjalani pemeriksaan dari regulator kebersihan.
“Kita tinggal setahun lagi menuju Olimpiade, dan jika kita tidak berbuat apa-apa, ini akan menjadi pasar makanan ilegal di sekitar Menara Eiffel,” David Zenouda, wakil presiden Persatuan Perdagangan dan Industri Perhotelan Paris dan Ile-de-France, kata Le Parisien.
Nicolas Nordman, Wakil Wali Kota Paris, mengatakan kepada Le Parisien bahwa dia menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh para pedagang ini, terutama bagi orang-orang yang mengunjungi kota tersebut.
“Kita harus memperingatkan calon konsumen, seringkali wisatawan, mengenai bahaya produk yang dijual, karena ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang nyata,” katanya.
Rachida Dati, wali kota distrik ke-7 Paris, mengatakan kepada Le Parisien bahwa kota tersebut mulai menindak praktik-praktik tidak sehat ini.
“Dalam setiap intervensi, polisi menyita dan menghancurkan 30 kg barang dagangan. Selama pekan 11-16 September, mereka menyita 380 botol air, 50 botol anggur, 200 bir, dan 90 jagung,” katanya.
Penertiban pedagang kaki lima
Kepala polisi Paris Laurent Nuñe berbicara tentang penghentian pedagang kaki lima sebelum Olimpiade 2024. “Kami tentu saja akan memberantas sepenuhnya fenomena pedagang kaki lima, peramal nasib, dan aktivitas nakal lainnya,” kata Nuñe kepada Euronews.
Insiden ini terjadi setelah seorang turis Amerika yang berkunjung pada Agustus menyuarakan keprihatinannya terhadap Paris yang dipenuhi tikus. Pada September, ibu kota Prancis tersebut melaporkan bahwa mereka sedang berjuang melawan serangan kutu busuk yang besar.
INSIDER | EURONEWS