Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejang demam cukup sering dialami oleh anak-anak. Kondisi ini terjadi jika anak mengalami kenaikan suhu tubuh hingga di atas 38 derajat celsius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari laman Rumah Sakit Umum (RSU) Harapan Bunda, sebagian besar kejang demam yang terjadi pada anak tidak berbahaya dan tergolong sebagai kejang demam sederhana (KDS). Jenis kejang ini biasanya berlangsung kurang dari 15 menit, tidak berulang dalam waktu 24 jam dan akan berhenti sendiri.
Namun orang tua harus waspada apabila anak mengalami kejang demam kompleks (KDK). Jenis kejang ini berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi hanya di satu sisi bagian tubuh saja atau berulang lebih dari sekali dalam 24 jam.
Orang tua yang melihat anaknya mengalami kejang demam bisa menarik napas dalam terlebih dahulu agar tidak panik. Berikut merupakan langkah penanganan yang bisa dilakukan:
- Memastikan anak dan orang tua berada di posisi yang aman. Jauhkanlah anak dari lingkungan yang bisa mencederainya.
- Membaringkan anak di lantai. Jika anak masih bayi, maka rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah. Jika anak sudah besar, miringkan posisi tubuhnya agar ia bisa muntah atau mengeluarkan air liur dan mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan.
- Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak selama anak kejang, baik itu minuman, bubuk kopi, makanan, sendok hingga jari. Hal ini agar jalan napas anak aman dan tidak tersumbat.
- Melonggarkan pakaian anak yang ketat, terutama di sekitar leher
- Mengukur suhu anak memakai termometer, menghitung durasi kejang dan memperhatikan bentuk kejang
- Jika memiliki persediaan obat anti kejang yang dimasukkan ke anus, maka dapat diberikan hanya saat anak kejang. Obat tersebut juga hanya boleh diberikan satu kali.
Orang tua perlu memeriksakan anak ke dokter apabila kejang yang dialami merupakan kejang pertama, berlangsung lebih dari 5 menit, anak tidak kembali sadar, mengalami kelumpuhan, leher kaku jika ditekuk, muntah-muntah hingga sesak napas. Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis kejang demam atau kejang radang otak meningoensefalitis.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga: