Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua pencegahan infeksi dan kontrol, Komite Kontrol Resistan Antimikroba RS Cipto Mangunkusumo, Dr. Ari Prayitno Sp.A (K), mengatakan cuaca panas dan polusi udara tinggi seperti sekarang dapat meningkatkan infeksi tifoid karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tangan kita menyentuh sesuatu masuk ke mulut enggak cuci tangan atau cuci tangan enggak benar, ditambah udara kering, mempermudah kontaminasi dan penyebaran kuman sehingga infeksi lebih mudah masuk ke pencernaan," ujar Ari dalam diskusi "Demam Tifoid pada Anak", Kamis, 26 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia meminta masyarakat lebih berhati-hati terhadap penyakit yang berkembang melalui transmisi udara dan kontaminasi pada makanan. Kurangnya kebiasaan mencuci tangan mempermudah kuman masuk ke makanan yang sudah terkontaminasi dari tangan yang kotor sehingga menyebabkan infeksi demam tifoid.
"Jumlahnya enggak sedikit tapi banyak dan itu bisa menyebabkan penyakit demam tifoid lebih mudah menginfeksi," katanya.
Serang sistem pencernaan
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan demam tifoid banyak menyerang sistem pencernaan sehingga jangan terkecoh tangan yang terlihat bersih dan malas menjaga kebersihan tangan dengan antiseptik atau cuci tangan dengan air bersih. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan kontaminasi saluran tinja yang masuk pada saluran air yang dikonsumsi yang juga mempermudah menyebarnya kuman penyebab demam tifoid. Demam tifoid bisa dihindari dengan upaya memperbaiki kebersihan lingkungan dan menjaga sanitasi agar terhindar dari risiko tifoid yang menyebabkan komplikasi.
"Sanitasi yang buruk harus diperbaiki, kekurangan air minum yang aman harus diperbaiki karena ini mempengaruhi higienitas dari hidup seseorang atau sekelompok orang," ucap Ari.
Ia menambahkan pentingnya vaksinasi demam tifoid, terutama yang berada di daerah endemik agar terhindar dari beratnya gejala dan komplikasi. Vaksin diberikan pada anak usia 2 tahun dan diulang pada usia 3 tahun sebanyak satu kali pemberian melalui tetes lewat mulut dan suntik dengan dua macam, yaitu polusakarida untuk anak usia di atas 2 tahun dan konjugat untuk di bawah 2 tahun. Jika anak mengalami demam lebih dari satu minggu dan ada riwayat anggota keluarga mengalami demam tifoid, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pilihan Editor: Mengenali Risiko Dehidrasi dan Heatstroke Saat Cuaca Panas