PENDERITA diabetes yang melulu tergantung pada insulin kini
sudah dapat tidur dengan tenang. Baru-baru ini sebuah perusahaan
di Amerika Serikat menemukan obatnya: jam tangan. Jam tangan ini
memang tidak akan menunjukkan waktu. Tapi alat bertenaga baterei
ini dapat mendeteksi gejala hypoglemia - turunnya kadar gula
darah - yang sering berakhir dengan kematian.
Alat yang bernama "pengawal tidur" itu bekerja sederhana. Ketika
si pemakai mulai berkeringat dan suhu badannya menurun
(tanda-tanda hypoglemia), alat itu segera membunyikan alaremnya.
Suaranya cukup keras untuk membangunkan si pemakai agar segera
menyuntikkan Insulin untuk menaikkan kadar gula darahnya.
Setelah dicoba di empat pusat kesehatan di AS, si "pengawal
tidur" ini ternyata dapat membangunkan 90% penderita kencing
manis yang terjangkit gejala hypoglemia. Sebelum ada alat ini,
para dokter hanya berharap agar penderita terbangun sendiri
kalau gejala itu terjadi. Maka, tak mengherankan bila "banyak
penderita diabetes ketakutan kalaukalau mereka tidak bisa
merasakan matahari pagi lagi," kata Prof. Dr. Julio Santiago,
dari Universitas Washington, yang telah meneliti alat itu.
Ternyata "pengawal tidur" ini tidak hanya menyelematkan si
penderita. "Alat itu juga mencegah kecelakaan fatal pada otak,"
ujar Prof. Dr. Karl Sussman, ketua perhimpunan penderita
diabetes di AS. Sebab, katanya, rendahnya kadar gula darah untuk
waktu yang cukup lama dapat menghancurkan sel-sel otak karena
sel-sel itu tidak memperoleh makanan cukup.
Namun, sayangnya, pengawal ini hanya bekerja pada penderita
yang normal. Artinya, ia akan tetap bisu bila dipakai penderita
yang berkeringat terlalu banyak atau bahkan tidak berkeringat
sama sekali. Juga jika dipakai penderita yang suhu badannya
tidak turun pada saat terjadi hypoglemia. Tapi, yang pasti, jam
tangan yang berharga sekitar Rp 175.000 ini sudah mendapatkan
persetujuan Badan Pengawas Makanan dan Obat AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini