Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pengertian dan Ciri-ciri Kearifan Lokal, Fungsi, Karakteristik & Contohnya

ciri-ciri kearifan lokal adalah lahir dan berkembang dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu komunitas atau masyarakaT

6 Desember 2024 | 20.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petani mengikuti Festival Sawah di Desa Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu 5 Mei 2024. Festival Sawah yang diadakan oleh Karang Taruna Desa Baginda tersebut digelar dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sumedang ke 446 serta ditujukan untuk melestarikan kearifan lokal dan kebudayaan seni sunda. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Kearifan lokal sering menjadi topik utama dalam berbagai karya tulis ilmiah dan diskusi, baik yang berhubungan dengan budaya maupun bidang keilmuan lainnya. Kearifan lokal juga menjadi tema yang tak pernah habis dibahas karena merupakan salah satu warisan bangsa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, masih banyak orang yang belum memahami apa itu kearifan lokal dan ciri-cirinya. Untuk itu, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai pengertian, ciri-ciri kearifan lokal, serta contohnya.

Pengertian Kearifan Lokal

Mengutip buku Analisis Kearifan Lokal Ditinjau Dari Keragaman Budaya, kearifan lokal adalah produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi serta melalui cerita dari mulut ke mulut. Selain itu, kearifan lokal menjadi salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak naik.

Adapun menurut Wibowo (2015), kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Identitas dan kepribadian tersebut tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergeseran nilai-nilai.

Ciri-ciri Kearifan Lokal

Dikutip dari buku buku Tersisihnya Kearifan Lokal di Era Digital karya Rumini, kearifan lokal juga memiliki ciri-ciri. Berikut adalah ciri-ciri kearifan lokal, diantaranya:

  1. Sanggup bertahan terhadap budaya luar
  2. Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  3. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  4. Memiliki kemampuan mengendalikan
  5. Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan budaya

Fungsi kearifan lokal

Mengutip buku Pengetahuan, Kearifan Lokal, Pangan dan Kesehatan karya F.G Winarno, kearifan lokal setidaknya memiliki tujuh fungsi, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sebagai konservasi dan pelestarian sumber daya alam
  2. Sebagai pemngembagna sumber daya manusia
  3. Sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  4. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan
  5. Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi komunal atau kekerabatan, seta pada upacara pertanian
  6. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara ngaben dan selamatan roh
  7. Bermakna politik atau hubungan kekuasaan patroclient, dan sebagainya

Karakteristik Kearifan Lokal

  1. Harus menggabungkan pengetahuan kebajikan yang mengajarkan orang tentang etika dan nilai-nilai moral
  2. Kearifan lokal harus mengajarkan orang untuk mencintai alam,bukan untuk menghancurkannya
  3. Kearifan lokal harus berasal dari anggota komunitas yang lebih tua
  4. Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.

Contoh Kearifan Lokal

Mengutip buku Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Sekolah Dasar, ada banyak sekali contoh kearifan lokal di Indonesia. Berikut adalah contoh kearifan lokal berdasarkan faktor terbentuknya.

1. Kondisi Geografis

Kondisi geografis dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kearifan lokal. Contohnya di Yogyakarta terdapat pantai bernama Parangtritis. Pantai ini biasa digunakan sebagai tempat ritual larung sesaji. Di daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara, masyarakat Kadie Mandate melaksanakan kegiatan menghanyutkan hasil bumi ke laut, walaupun dengan rangkaian upacara dan nama yang berbeda. Sedangkan di daerah pegunungan, bentuk syukur diwujudkan dengan melempar hasil bumi ke dalam kawah gunung. Hal ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger melalui upacara kasada.

2. Nilai-Nilai Religi

Kearifan lokal juga bisa terbentuk dari nilai-nilai religi yang mempengaruhi sistem sosial dan sistem budaya, sehingga menjadi cara pandang kehidupan masyarakat. Contohnya di Bali, ada sebuah gerakan yang dinamakan Ajeg Bali, yaitu adat masyarakat Hindu Bali sebagai upaya pelestarian nilai dan tradisi leluhur agar tidak hilang.

3. Keadaan Sosial

Contoh kearifan lokal yang menggambarkan keadaan sosial salah satunya adalah kearifan lokal pantang larang masyarakat Suku Melayu Sambas yang berada di Kalimantan. Pantang larang adalah pantangan dan larangan yang dijadikan patokan dalam kehidupan Suku Melayu Sambas. Kebudayaan itu mencakup adat kebiasaan menghormati yang lebih tua, adat yang dikhususkan pada pelaksanaan upacara, adat yang berkaitan dengan lingkungan, adat hukuman kepada masyarakat, serta adat yang berkaitan dengan perilaku ritual yang bersifat magus.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus