Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pengertian Inklusif, Manfaat, dan Contohnya

Inklusi adalah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda

17 Januari 2025 | 15.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi belajar/LEAP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Inklusif adalah salah satu istilah yang mungkin cukup sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, tidak sedikit orang-orang yang masih bingung dan belum paham betul apa arti dari inklusif itu. Padahal, inklusif sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara bagi semua individu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan menerapkan pendekatan inklusif, kita dapat memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, merasa diterima dan dihargai. Inklusif juga memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk berkembang dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan. Lantas, apa sebenarnya inklusif itu? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengertian Inklusif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inklusif adalah termasuk, terhitung, atau bersifat inklusi. Sementara inklusi diartikan sebagai ketercakupan atau kegiatan mengajar siswa dengan kebutuhan khusus pada kelas reguler. Penjelasan dari KBBI ini saja tentu tidak cukup untuk memahami makna inklusif.

Berdasarkan buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif yang dirilis Kemendikbud Ristek, inklusi adalah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status, suku, budaya, dan lain sebagainya.

Dikutip dari laman AIL Pendidikan Universitas Airlangga, kata inklusi berasal dari bahasa Inggris "include," yang berarti melibatkan atau mengikutsertakan. Dengan demikian, inklusif dapat dipahami sebagai suatu pendekatan yang mencakup semua orang dari berbagai kelompok tanpa terkecuali. 

Menjadi inklusif tidak berarti memberikan perhatian berlebihan pada kelompok tertentu, seperti kelompok marginal, sementara mengabaikan kelompok non-marginal. Menjadi inklusif adalah memastikan bahwa semua kelompok, baik yang marginal maupun non-marginal, mendapatkan kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dan dihargai, tanpa ada yang dikesampingkan. 

Prinsip inklusivitas berfokus pada keberagaman dan kesetaraan. Hal ini memastikan bahwa setiap individu merasa diterima dan diakomodasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Adapun kelompok marginal merujuk pada individu yang memiliki perbedaan dari mayoritas, sehingga lebih rentan terhadap diskriminasi, kekerasan, dan penindasan, seperti halnya orang-orang dengan disabilitas.

Manfaat Sikap Inklusif

Dilansir dari Witty Works, menerapkan sikap inklusif dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dapat membawa berbagai keuntungan. Berikut beberapa manfaatnya.

  1. Peningkatan Produktivitas 

Salah satu manfaat sikap inklusif adalah dapat meningkatkan produktivitas, baik dalam lingkungan profesional maupun sosial. Ketika individu merasa diterima dan dihargai, mereka akan merasa lebih aman secara psikologis, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan komitmen mereka terhadap berbagai kegiatan.

  1. Peningkatan Kreativitas dan Inovasi 

Keberagaman perspektif dan pengalaman yang hadir dalam situasi inklusif dapat mendorong ide-ide baru dan solusi yang lebih inovatif. Penggabungan berbagai pandangan dari individu yang berbeda akan menghasilkan pendekatan yang lebih segar dan kreatif terhadap tantangan yang ada.

  1. Pemecahan Masalah yang Lebih Baik 

Sikap inklusif memungkinkan penggabungan berbagai keterampilan dan pengetahuan dari individu yang beragam, yang membantu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan komprehensif. Dengan bekerja sama dalam lingkungan yang saling mendukung, kemampuan untuk menyelesaikan masalah dapat meningkat.

  1. Meningkatkan Moral dan Kepuasan 

Ketika individu merasa dihargai dan diterima dalam suatu kelompok, baik dalam konteks sosial maupun profesional, moral mereka akan meningkat. Hal ini berkontribusi pada kepuasan pribadi yang lebih tinggi dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis di antara individu-individu tersebut.

  1. Mengurangi Pergantian dan Ketidakhadiran 

Dalam konteks profesional maupun sosial, individu yang merasa diterima dan dihargai cenderung lebih bertahan dalam kelompok atau organisasi. Dengan demikian, tingkat pergantian dan ketidakhadiran dapat berkurang, menciptakan stabilitas yang lebih baik dalam kelompok tersebut.

  1. Peningkatan Reputasi dan Citra 

Kelompok atau organisasi yang mempromosikan inklusi dan keberagaman umumnya dihargai oleh masyarakat, pelanggan, dan mitra. Sikap inklusif dapat memperkuat reputasi dan citra kelompok atau organisasi, meningkatkan kepercayaan dan menarik lebih banyak dukungan dari berbagai pihak.

Contoh Sikap Inklusif

Setelah mengetahui bahwa sikap inklusif memberikan manfaat untuk banyak pihak, seperti apa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Melansir dari Crafzing, berikut beberapa contohnya.

  1. Teks atau Caption pada Video

Salah satu contoh sikap inklusif adalah menambahkan teks atau caption pada video. Caption pada awalnya dibuat untuk membantu mereka yang memiliki gangguan pendengaran dalam memahami konten video. 

Namun, kini fitur ini digunakan oleh banyak orang dalam berbagai situasi sehari-hari, seperti menonton video di tempat umum atau saat ingin menjaga ketenangan. Caption juga sangat membantu orang yang sedang mempelajari bahasa baru atau menonton film berbahasa asing untuk memahami isi video dengan lebih mudah.

  1. Penggunaan Bahasa Sederhana

Penggunaan bahasa yang jelas dan sederhana, seperti konsep Leichte Sprache di Jerman, dapat membantu orang dengan hambatan kognitif atau yang bukan penutur asli memahami informasi dengan lebih baik. 

Selain itu, bahasa sederhana juga lebih mudah dipahami oleh banyak orang, termasuk mereka yang lebih berpendidikan. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, lebih banyak orang dapat mengakses informasi tanpa merasa kesulitan.

  1. Tanjakan di Trotoar (Curb Cuts)

Contoh penerapan sikap inklusif selanjutnya adalah pembuatan tanjakan di trotoar. Awalnya, tanjakan di trotoar atau curb cuts dirancang untuk memudahkan pengguna kursi roda menyeberang jalan. Namun, desain ini ternyata juga sangat membantu bagi kelompok lain, seperti orang tua yang membawa kereta bayi dan anak-anak yang bermain dengan skuter. Inovasi ini menunjukkan bagaimana aksesibilitas fisik dapat memberikan manfaat untuk banyak orang, bahkan di luar kelompok yang dirancang untuknya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus