Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu jenis beasiswa yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah Beasiswa Afirmasi Putra-putri Papua. Beasiswa ini khusus bagi putra-putri daerah Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Barat Daya. Melalui skema beasiswa ini, anak-anak Papua yang hendak melanjutkan studi magister dan doktoral akan didukung dengan pembiayaan, baik di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor Universitas Papua Meky Sagrim mendorong agar putra-putri Papua memanfaatkan kesempatan ini untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi. Ia menyebutkan sumber daya manusia di tanah Papua masih terbatas. Untuk itu, kesempatan yang ada saat ini perlu dimanfaatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya kira kita di tanah Papua selalu kita katakan SDM masih terbatas masih belum maju dan sebagainya. Pemerintah telah menyiapkan kesempatan yang baik untuk kita,” kata Meky dalam sosialisasi daring pada Selasa, 16 Januari 2024.
Sebelum LPDP membuka Beasiswa Putra-putri Papua, jumlah penerima beasiswa LPDP dari tanah Papua tercatat masih sangat minim. Hanya sedikit anak Papua yang mengambil beasiswa untuk studi S2 dan S3 melalui Beasiswa LPDP. Terhitung sejak LPDP berdiri, hanya ada 179 penerima beasiswa yang merupakan orang asli Papua atau OAP. Inilah yang akhirnya melatarbelakangi LPDP meluncurkan program khusus untuk memacu keikutsertaan anak-anak Papua, melalui program Beasiswa Putra-Putri Papua. Program ini diluncurkan pertama kali pada 2022 dan tercatat menggaet sebanyak 205 penerima.
Persyaratan jauh lebih ringan
Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso dalam kesempatan yang sama mengatakan Beasiswa Putra-Putri Papua memiliki persyaratan yang jauh lebih ringan dan memudahkan dibandingkan program beasiswa LPDP lainnya. Menurut dia, hal ini mempertimbangkan kondisi dan kendala yang dihadapi di tanah Papua. Selain itu, tentunya agar menghadirkan akses pendidikan yang inklusif.
Maka dari itu, kata Dwi, perlu mendorong agar putra-putri Papua mau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan kembali untuk mengabdi. "Ini PR-nya Pak Meky dan teman-teman yang ada di Papua dan Papua Barat. Bagaimana mereka bisa soft landing berinteraksi dengan ekosistem di sana dan bisa berkontribusi maksimal bagi kemajuan di sana," ujarnya.
Selaras dengan itu, Kepala Subdivisi Pengembangan Beasiswa Hentri Wibowo membenarkan bahwa program Beasiswa Putra-Putri Papua memiliki persyaratan yang mudah. Khusus bagi pendaftar beasiswa ini, tidak dikenai persyaratan indeks prestasi kumulatif atau IPK serta kemampuan bahasa Inggris. Para pendaftar yang lolos akan difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat bahasa melalui program Pengayaan Bahasa. "Beasiswa Beasiswa Putra-Putri Papua paling ringan, karena kita tidak syaratkan IPK dan kompetensi bahasa Inggris."
Sementara dari aspek batasan usia, khusus pendaftar Beasiswa Putra-putri Papua juga lebih tinggi. Maksimal 47 tahun bagi pendaftar program magister dan 50 tahun untuk pendaftar program doktoral. "Ini sasarannya teman-teman adalah OAP. Salah satu atau keduanya, baik ibu atau bapak kandung Orang Asli Papua, bermarga asli Papua. Dibuktikan dengan surat pernyataan bahwa pendaftar adalah OAP. Kedua, disertakan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk," kata ujar Hentri.