Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Relapse adalah salah satu istilah yang populer di kalangan masyarakat Indonesia, setelah masifnya pertukaran bahasa akibat perkembangan teknologi komunikasi. Secara umum, relapse artinya kambuh, sakit lagi, mengulangi, dan lain sebagainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kata relapse identik dengan kambuhnya kondisi tertentu, baik itu penyakit fisik, gangguan mental, atau kebiasaan buruk, setelah sebelumnya mengalami perbaikan atau pemulihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah ini sering digunakan dalam konteks medis, psikologis, atau pemulihan dari kecanduan. Lantas, sebenarnya relapse artinya apa? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Pengertian Relapse
Relapse adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris, dan memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai kambuh, sakit lagi, mengulangi, dan lain sebagainya.
Menurut situs National Cancer Institute, relapse artinya kembalinya suatu penyakit atau tanda dan gejala suatu penyakit setelah masa perbaikan.
Kambuh juga mengacu pada kembalinya penggunaan zat atau perilaku adiktif, seperti merokok, alkohol, dan penyalahgunaan narkoba.
Kamus Merriam-Webster menyebutkan bahwa relapse artinya kekambuhan gejala suatu penyakit setelah masa perbaikan. Selain itu, relapse juga dimaknai sebagai tergelincir atau jatuh kembali ke keadaan yang lebih buruk sebelumnya.
Dengan demikian, relapse adalah kondisi kembalinya suatu penyakit, gejala, atau perilaku negatif setelah mengalami perbaikan atau pemulihan sementara. Istilah ini mencakup berbagai konteks, seperti kekambuhan penyakit fisik, gangguan mental, atau kebiasaan buruk, seperti penggunaan zat adiktif.
Jenis-Jenis Relapse
Istilah relapse dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk penyakit fisik, kesehatan mental, hingga penggunaan zat adiktif seperti alkohol atau narkoba. Berikut penjelasannya.
1. Relapse dari Penyakit Fisik
Dalam konteks penyakit fisik, relapse mengacu pada kembalinya gejala atau tanda-tanda penyakit setelah periode perbaikan atau remisi.
Misalnya, pasien dengan penyakit seperti kanker, asma, atau diabetes dapat mengalami relapse ketika kondisi mereka yang sebelumnya terkendali kembali memburuk atau gejala penyakit kembali muncul karena suatu hal.
2. Relapse dari Kesehatan Mental
Dalam kesehatan mental, relapse merujuk pada kembalinya gejala gangguan mental setelah seseorang menunjukkan tanda-tanda pemulihan atau stabilitas. Hal ini dapat terjadi karena kecemasan yang intens, perasaan sedih, putus asa, dan lain sebagainya.
Contoh relapse dari kesehatan mental terjadi ketika seseorang yang telah pulih atau stabil kembali merasakan gejala seperti perasaan putus asa, cemas berlebihan, atau kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.
3. Relapse dari Zat Adiktif
Dikutip dari situs Alcohol and Drug Foundation (ADF), relapse dari zat adiktif seperti alkohol atau obat-obatan terlarang terjadi ketika seseorang berhenti mempertahankan tujuannya untuk mengurangi atau menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang dan kembali ke tingkat penggunaan sebelumnya.
Faktor Penyebab Relapse
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami relapse. Faktor-faktor tersebut dapat berbeda sesuai kondisi kesehatan yang dialaminya. Melansir dari situs ADF, berikut beberapa faktor penyebab relapse bagi pengguna zat adiktif.
1. Situasi yang Menggoda
Terpapar lingkungan atau kondisi yang berhubungan dengan penggunaan zat sebelumnya, seperti tempat atau situasi di mana seseorang pernah menggunakan narkoba atau alkohol.
2. Pemicu Emosional atau Lingkungan
Faktor seperti tempat tinggal yang tidak aman, kegagalan dalam pekerjaan atau hubungan, tekanan sosial, atau stigma dapat memicu keinginan untuk menggunakan zat sebagai cara mengatasi masalah.
3. Masalah Kesehatan Mental
Kondisi emosional atau mental yang sudah ada sebelumnya dapat meningkatkan risiko kekambuhan.
4. Masalah Kesehatan Fisik
Penyakit fisik kronis atau rasa sakit yang berkepanjangan dapat mendorong penggunaan obat bebas atau narkoba untuk meredakan rasa sakit.
5. Rasa Bersalah
Konflik internal akibat tidak lagi menggunakan narkoba dapat memicu rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri, yang pada akhirnya mendorong seseorang kembali menggunakan zat untuk mengatasi tekanan tersebut.
Cara Mengatasi Relapse
Setelah mengetahui bahwa relapse artinya kambuh, perlu dipahami juga cara mengatasinya. Mengatasi kekambuhan merupakan bagian penting dalam strategi pemulihan jangka panjang dari kecanduan alkohol dan narkoba. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Mencari Bantuan Medis
Segera cari bantuan profesional jika individu tersebut menunjukkan gejala yang signifikan atau tidak biasa, terutama jika telah lama tidak menggunakan zat tersebut.
2. Dukungan Langsung
Pastikan ada seseorang yang dapat mendukung mereka secara langsung untuk memastikan keamanan mereka.
3. Menghubungi Jaringan Pendukung
Libatkan teman, dokter keluarga, atau layanan konseling 24 jam yang telah disepakati sebelumnya untuk memberikan bantuan.
4. Pemahaman tentang Kekambuhan
Jelaskan bahwa kekambuhan adalah bagian dari proses pemulihan, dan mungkin membutuhkan beberapa kali percobaan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.
5. Belajar dari Pengalaman
Ajak individu tersebut untuk melihat kekambuhan sebagai peluang memahami lebih dalam tentang pemicu mereka dan cara mengatasinya di masa depan.